SuaraJogja.id - Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro meminta Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk menunda relokasi dari rencana awal Januari 2022 menjadi pertengahan tahun setelah Lebaran mendatang. Penundaan relokasi ini diharapkan PKL untuk memiliki lebih banyak waktu memulihkan perekonomian mereka pasca pandemi COVID-19 dan menyiapkan diri pindah ke dua tempat baru.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun menyampaikan penolakannya terkait usulan PKL tersebut. Menurut Sultan tidak ada alasan PKL untuk menunda relokasi dalam rangka penataan Malioboro sebagai bagian dari pengajuan Sumbu Filosofi DIY sebagai warisan budaya dunia tak benda ke UNESCO.
"Nggak usah [ditunda relokasi pkl malioboro]. Nunggu [menunda relokasi] kui nunggu apa," ungkap Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (06/01/2022).
Menurut Sultan, Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta akan terus melanjutkan program relokasi PKL Malioboro. Relokasi dilakukan untuk menata kawasan Malioboro lebih harmonis sebagai warisan budaya dunia tak benda.
Sekitar 1.600-1.800 PKL akan dipindah ke dua tempat baru. Sekitar 50 persen direlokasi ke eks Dinas Pariwisata DIY, sedangkan sisanya dipindah ke gedung eks Bioskop Indra.
Pengusulan ke UNESCO disebut bukan tanpa sebab. Sumbu filosofi DIY yang terbentang lurus dari Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta hingga Panggung Krapyak melambangkan konsep Manunggaling Kawula Gusti yang memiliki filosofi keselarasan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan jagad seisinya.
Karenanya penataan Malioboro sebagai bagian dari sumbu filosofi tersebut perlu dilakukan segera. Apalagi PKL juga diberikan tempat baru untuk bisa tetap berjualan. Berbagai fasilitas pun disiapkan di dua lokasi relokasi baru tersebut.
Tak hanya penundaan, Sebelumnya sejumlah penolakan relokasi juga muncul di kalangan PKL Malioboro. Sebagian PKL tidak ingin direlokasi ke tempat baru karena khawatir relokasi tersebut akan merugikan usaha yang sudah mereka rintis bertahun-tahun. Alih-alih direlokasi, mereka ingin Pemkot maupun Pemda menata keberadaan mereka di ikon pariwisata tersebut.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga: PSIM Yogyakarta Gagal Lolos ke Liga 1, Sri Sultan HB X: Ndak Apa-apa
Berita Terkait
-
Belum Juga Ada Sosialisasi, PKL Malioboro Masih Berharap Relokasi Ditunda
-
Tokoh Antivaksin Meninggal Akibat Covid-19, PKL Malioboro Sisi Timur Ngotot Tolak Relokasi
-
Merasa Tak Ganggu Pejalan Kaki, PKL Malioboro Sisi Timur Ngotot Tolak Relokasi
-
PKL Malioboro Kembali Tolak Relokasi: Penataan Tak Harus Memindah
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Rp4 Miliar untuk Jembatan Pucunggrowong: Kapan Warga Imogiri Bisa Bernapas Lega?
-
2000 Rumah Tak Layak Huni di Bantul Jadi Sorotan: Solusi Rp4 Miliar Disiapkan
-
Malioboro Bebas Macet? Pemkot Yogyakarta Siapkan Shuttle Bus dari Terminal Giwangan untuk Turis
-
Tunjangan DPRD DIY Bikin Melongo, Tunjangan Perumahan Lebih Mahal dari Motor Baru?
-
KPKKI Gugat UU Kesehatan ke MK: Komersialisasi Layanan Kesehatan Mengancam Hak Warga?