Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 16 Januari 2022 | 11:50 WIB
Kepala Badan POM Penny K Lukito seusai meninjau vaksinasi di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (15/1/2022). - (SuaraJogja.id/HO-Humas BPOM RI)

SuaraJogja.id - Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau Badan POM menyebut perkembangan vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) bersama dengan PT Biotics Pharmatical sudah melewati tahapan uji pra klinis. Rencananya dalam waktu dekat vaksin tersebut akan mulai memasuki masa uji klinis fase pertama.

"Mereka sudah menyelesaikan uji pra klinis dengan hewan, sudah. Jadi dalam waktu dekat sekarang sudah pra klinik, lalu sedang menunggu produksi untuk uji klinis," kata Kepala Badan POM, Penny K. Lukito seusai meninjau vaksinasi di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (15/1/2022).

Penny menerangkan uji klinis vaksin Merah Putih tersebut direncanakan tidak lama lagi akan dilakukan. Jika sesuai rencana maka uji klinis fase satu akan dilakukan pada awal Februari 2022 mendatang.

"InsyaAllah di awal Februari akan segera kita launching uji klinik fase satu. Harapannya adalah sekitar bulan Juli sudah bisa diberikan emergency use authorisation (EUA) dan bisa diproduksi secara massal di tahun 2022 ini," terangnya.

Saat ini, kata Penny, persiapan fasilitas produksi masih terus dilakukan. Hal itu mengingat vaksin Merah Putih ini merupakan produksi vaksin untuk manusia kedua yang dilakukan di Indonesia.

Baca Juga: BRIN: Ada 7 Tim Sedang Kembangkan Vaksin Merah Putih, Unair Tercepat

"Jadi selama berapa tahun kita merdeka ini hanya ada satu industri vaksin yang memproduksi vaksin manusia yaitu Biofarma," ucapnya.

Ia menuturkan bahwa dalam masa pandemi Covid-19 ini pihaknya semakin menyadari pentingnya ketahanan dan kemandirian khususnya dalam bidang industri farmasi. Terlebih dengan segala kebutuhan vaksin untuk manusia yang semakin dibutuhkan.

Pada vaksin Merah Putih ini, disampaikan Penny dinilai sebagai kesempatan yang baik untuk mendorong pertumbuhan industri farmasi yang bisa memproduksi vaksin manusia di Indonesia. Sehingga nantinya ada vaksin yang kemudian bisa dihasilkan sendiri oleh anak bangsa.

"Insya Allah ini adalah kebanggan kita tentunya suatu vaksin diteliti, diresearch, dihasilkan oleh anak bangsa dalam hal ini dan nanti akan diproduksi di dalam fasilitas farmasi kita sendiri yang dibangun sejak dari awal dan didampingi betul-betul oleh Badan POM," ungkapnya.

"Tentu dengan memenuhi aspek-aspek cara produksi obat yang baik dengan sangat ketat sehingga nanti kualitas vaksin kita jaga sekali," sambungnya.

Baca Juga: Unair: Pengembangan Vaksin Panjang untuk Pastikan Mutu dan Keamanan

Sebelumnya diberitakan bahwa kandidat vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) segera masuk uji klinis tahap 1 pada manusia pada Februari 2022. Uji klinis fase pertama vaksin Merah Putih Unair ini akan melibatkan 200 orang relawan.

"Kita baru tanggal 5 bulan Februari baru untuk uji klinis fase 1," kata Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair Fedik Abdul Rantam, Jumat (14/1/2022).

Ia mengatakan uji klinis fase 1 melibatkan orang sehat sebanyak 200 orang, lalu uji klinis fase 2 melibatkan sekitar 400 orang, dan uji klinis fase 3 melibatkan lebih dari 3.000 orang.

Uji klinis kandidat vaksin tersebut rencananya dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Peserta uji klinis bisa mendaftarkan diri dalam jaringan ke rumah sakit tersebut.

Diketahui bahwa Unair mengembangkan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 dengan menggunakan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan.

Unair telah menyerahkan bibit vaksin kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk disiapkan bagi pelaksanaan uji klinis vaksin tersebut.

Bibit vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair tersebut telah melalui uji praklinis fase 1 dan 2. Uji praklinis fase 1 menggunakan hewan mencit dan fase 2 menggunakan hewan makaka atau monyet.

Setelah berhasil melalui uji klinis fase 1, 2, dan 3, diharapkan vaksin Merah Putih tersebut dapat memperoleh izin penggunaan darurat (emergency use authorization) atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Load More