SuaraJogja.id - Ego orang tua yang bercerai bisa memicu trauma pada anak, sehingga keduanya perlu mengesampingkan ego masing-masing demi mencapai kesepakatan pola pengasuhan pada anak. Nasihat itu disampaikan psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan UI, Vera Itabiliana Hadiwidjojo.
Menurutnya, ego yang tidak terkendali di kedua pihak setelah bercerai seringkali menjadi pangkal permasalahan yang dapat memicu trauma pada anak.
“Perceraian semestinya tidak menghilangkan peran sebagai ayah dan sebagai ibu. Apa pun yang terjadi tetap utamakan kepentingan anak,” kata Vera melalui keterangan tertulis kepada ANTARA, ditulis pada Kamis.
Ia menambahkan bahwa pengasuhan harus disepakati bersama karena bagaimana pun anak membutuhkan peran kedua orang tua. Setiap pilihan keputusan memiliki konsekuensi yang harus dijalani bersama. Oleh sebab itu, lanjut Vera, pertimbangkanlah pilihan mana yang setidaknya berdampak negatif paling minim.
Baca Juga: 4 Cara agar Anak Tidak Trauma Menghadapi Bencana, Ajari Mereka Mencintai Lingkungan
Apalagi pada kasus perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan, membuat keputusan atas pengasuhan anak memang membutuhkan proses yang panjang karena perselingkuhan biasanya meninggalkan banyak emosi negatif di antara kedua belah pihak.
“Ada yang memutuskan memaafkan lalu move on, tapi ada juga yang memutuskan untuk pisah sama sekali termasuk memutuskan hubungan dengan anak. Apapun itu seyogyanya anak tidak menjadi korban,” kata Vera.
Sementara itu, psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan ada baiknya orang tua mempertimbangkan sejumlah hal sebelum memutuskan bercerai.
Selain membuat komitmen pengasuhan pasca-bercerai, kedua pihak juga perlu memikirkan ulang mengenai hak asuh anak, biaya pendidikan dan hidup anak, hingga kebutuhan anak bermain, bertemu, serta berinteraksi dengan kedua orang tuanya.
“Orang tua yang mendapatkan hak asuh anak pun perlu berhati bijak, lapang dada. Jangan ajarkan anak membenci salah satu orang tua karena masalah personal kegagalan pernikahan,” kata Samanta.
Baca Juga: Trauma Video Syur dengan Gisella Anastasia Tersebar, Michael: Masih Suka Merasa Malu dan Takut
Selain itu, ia menambahkan bahwa anak juga perlu diajarkan untuk bisa memaafkan dan menerima kondisi yang baru, terlebih apabila kondisi baru tersebut memiliki risiko yang lebih minim daripada keluarga utuh tetapi saling menyakiti.
“Butuh peran dan kebesaran hati orang tua yang mendapatkan hak asuh anak agar proses transisi ini berjalan lancar pasca-perceraian dan anak tidak membenci orang tuanya,” tutur Samanta.
Hal senada juga dikatakan oleh Vera. Ketika orang tua saling tidak berhenti menjelekkan satu sama lain, yang terjadi justru muncul kebingungan dan kemuakan pada diri anak karena merasa orangtuanya tak kunjung dewasa dalam menghadapi masalah.
“Pertikaian berkepanjangan hanya akan menambah beban kecemasan pada anak,” ujar Vera.
Ketika orang tua bercerai, anak dapat mengalami serangkaian emosi yang bisa berubah-ubah mulai dari kemarahan, kesedihan, kebingungan, kecemasan, tidak percaya diri dan merasa dirinya tak berharga, menyalahkan diri sendiri, hingga trauma dan takut menjalin relasi di masa dewasa.
Samanta mengatakan trauma pasca-perceraian bisa memberikan efek berbeda bergantung pada usia anak saat perceraian terjadi, kedekatan anak dengan orang tua, serta seberat apa konflik yang dihadapi orang tua.
Bagi anak yang memiliki orang tuanya yang selalu terlihat harmonis, lanjut Samanta, mereka akan cenderung lebih berat dalam penyesuaian pasca-perceraian. Selain itu, bagi anak di bawah usia 3 tahun umumnya belum terlalu memahami mengenai apa yang sesungguhnya terjadi, namun tidak menutup kemungkinan memiliki dampak psikologis di kemudian hari. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Tak Lagi Trauma Rayakan Ultah Sehari sebelum Vanessa Angel Meninggal, Fuji Kena Sentil Netizen
-
Ulasan Novel 'Algoritme Rasa', Kisah Trauma dan Cinta Seorang Programmer
-
Proses Penyembuhan Luka Batin dalam Novel "Di Seberang Rumah"
-
Terungkap! Begini Rahasia Otak Menghilangkan dan Mengingat Trauma
-
Luka Lama? Marshanda Pernah Sebut Baim Wong sebagai Mantan Pacar Paling Bikin Trauma
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
PR Poros Maritim Prabowo: Belajar dari Ketahanan ala Jenderal Soedirman
-
Fokus Isu Anak dan Perempuan, Calon Bupati Sleman Kustini Bahas Pembangunan Nonfisik dengan DPD RI
-
Dari Rumah Sakit Hingga Penggergajian Kayu: Reka Ulang Pengeroyokan Remaja Bantul Ungkap Fakta Mengerikan
-
Ferry Irwandi vs Dukun Santet: Siapa Surasa Wijana Asal Yogyakarta?
-
Terdampak Pandemi, 250 UMKM Jogja Ajukan Hapus Hutang Rp71 Miliar