Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 20 Januari 2022 | 20:48 WIB
Pengisian minyak goreng ke dalam jeriken dari tangki di penyuplai, Jalan Bantul, Pugeran, Kota Jogja, Jumat (7/1/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Meroketnya harga minyak goreng membuat sejumlah ibu rumah tangga mulai cermat dan bijak dalam pemakaiannya. Hal ini seperti yang dilakukan Nur.

Nur menjelaskan bahwa ia harus bersiasat untuk berhemat dalam menggunakan minyak goreng. Nur mengaku bingung saat berbelanja, karena harga minyak goreng masih cukup tinggi. 

"Ya sebisa mungkn aktivitas menggoreng dikurangi," ucapnya, Kamis (20/1/2022).

Ia berharap pemerintah bisa segera menurunkan harga minyak goreng. Karena menurutnya, bagi ibu rumah tangga, minyak goreng ibarat air dalam kehidupan.

Baca Juga: Minyak Goreng Murah Rp10.000 di Batam Diserbu Ibu-ibu

"Daya konsumsinya sangat tinggi. Tidak bisa lepas dari minyak goreng," kata dia. 

Apalagi mengingat, saat ini mulai mendekati Ramadan, sebisa mungkin harga minyak goreng segera turun dan stabil.

Harga tertinggi

Penyuplai minyak goreng di Kabupaten Sleman menyebut bahwa harga jual minyak goreng saat ini telah menyentuh harga tertinggi selama mereka berjualan. 

Sutar Dahlan misalnya, biasanya ia menjual kepada pedagang sebanyak 60 jeriken minyak goreng untuk satu kali drop. Satu jeriken berisi sekitar 16 Kilogram minyak goreng. Kini ia menjualnya dengan harga Rp300.000 per jeriken atau dalam hitungan curah yakni Rp18.750/ kilogram.

Baca Juga: Dugaan Permainan Kartel dalam Mengerek Harga Minyak Goreng di Pasaran

"Dulu saya pernah menjual Rp90.000 per jeriken, tapi beberapa tahun lalu. Ini yang paling mahal sekali, paling tinggi selama saya berjualan," kata dia.

Sutar tak mengetahui pasti faktor penyebab tingginya harga minyak. Bahkan menurut dia, saat ini sedang tak ada pengaruh dari jumlah pemakaian minyak goreng di tingkat konsumen. 

"Dari sumbernya sudah mahal," ucap penyedia minyak goreng yang biasa mengedrop ke Pasar Sleman ini. 

Sutar menyatakan, sebagai masyarakat ia mendukung adanya kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan harga ecer minyak goreng Rp14.000 per liter.

Namun demikian sebagai penyuplai, ia mengaku tak bisa begitu saja menurunkan harga jual. Pasalnya, mereka punya stok minyak goreng yang tentu tak bisa sekaligus diturunkan harganya. 

Harga Minyak Goreng Mulai Turun

Harga minyak goreng yang akan turun secara bertahap di pasar rakyat, terlihat setidaknya di Pasar Sleman. 

Diutarakan oleh seorang pedagang di Pasar Sleman, Wasiah. Ia menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp19.500 per liter. Sementara untuk minyak curah, dibanderolnya pada Rp20.000 per Kilogram. 

Sejauh ini masih belum ada penurunan harga minyak goreng di pasaran. Ia membeli minyak goreng di penyuplai Rp300.000 per jeriken (16 Kilogram). Sedangkan untuk minyak goreng kemasan, ia membeli seharga Rp223.000 per 12 liter.

Ia berharap harga minyak goreng di pasar rakyat bisa berangsur turun. Terlebih ada banyak konsumen yang mengeluh padanya menyoal tingginya harga minyak goreng ini. 

Maksimal Beli Dua Liter

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman Nia Astuti menyebut, harga jual minyak goreng di toko-toko modern sudah turun ke Rp14.000/liter sejak Rabu (19/1/2022). Hanya saja, untuk di pasar rakyat, turunnya harga minyak goreng masih akan berlangsung secara bertahap.

"Karena banyak pedagang yang masih punya stok minyak dengan harga kulakan tinggi," terangnya.

Nia menyatakan, ada kebijakan khusus bagi pembeli yang berlaku saat ini, yaitu tiap orang hanya bisa membeli maksimal dua liter per hatinya. Tujuannya untuk pemerataan kepada konsumen. 

Diperkirakan, Kabupaten Sleman baru akan menggelar operasi pasar pada pekan depan. Langkah ini dilakukan usai pihaknya mendapat alokasi 5.400 liter minyak goreng.

Ia berharap, masyarakat bisa tetap berpikir dengan jernih untuk saat ini, tetang berbelanja tenang dan bijak. 

"Subsidi minyak akan terus dilaksanakan," urainya. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More