SuaraJogja.id - Sebuah rumah produksi bakso di Dukuh Ponggok Pande Padukuhan Ponggok 2 Kapanewonn Jetis Bantul digrebek polisi. Pemiliknya diamankan lantaran diduga memproduksi bakso menggunakan bahan ayam tiren atau mati kemarin.
Dukuh Ponggok 2, Fajar Gunadi membenarkan adanya penggrebekan tersebut. Ia menjelaskan bahwa rumah produksi bakso yang digrebek tersebut sudah beroperasi sejak 2018 lalu.
Sepengetahuannya, rumah produksi bakso ayam itu biasa disetorkan ke sejumlah pasar di Yogyakarta.
"Dalam sehari bisa memproduksi hingga 30 kilogram bakso daging ayam. Bakso tersebut diambil dan dijual ke Pasar Kranggan, Demangan dan Giwangan. Selain diambil pedagang, MH juga memiliki lapak di Pasar Demangan," jelasnya.
Fajar menambahkan masyarakat tidak ada yang mengetahui jika bahan yang digunakan adalah ayam tiren. Setahu masyarakat, pabrik tersebut hanya memproduksi bakso biasa.
"Ya masyarakat hanya bakso biasa saja,"terang dia.
Wilayah Padukuhan Ponggok sebenarnya masuk Polsek Jetis namun yang melaksanakan penggrebekan tersebut berasal dari Polsek Pleret. Setahu dirinya, penggrebekan tersebut merupakan pengembangan kasus di Polsek Pleret.
Fajar mengaku sebelum penggerebekan, Jumat (21/1/2022) ia didatangi oleh jajaran Polsek Pleret. Ia diminta untuk mendampingi proses penyelidikan dugaan produksi bakso yang diduga menggunakan bahan ayam tiren.
"Jam 10.30 WIB pleret dipanggil mendampingi tindakannya diduga ayam tiren,"terangnya.
Baca Juga: Ancaman Varian Omicron, Dinas Kesehatan Bantul Akan Aktifkan Selter Desa
Fajar mengatakan penyelidikan tersebut berlangsung hingga pukul 13.30 WIB setelah sempat istirahat untuk sholat Jumat. Dari lokasi kejadian polisi bersama Dinas Kesehatan mengambil bakso jadi, adonan, bumbu untuk adonan tersebut.
Polisi juga membawa beberapa ekor ayam yang masih utuh. Polisi juga menyita alat pembuat bakso, kompor gas dan papan pengering bakso. Polisi lantas memasang garis polisi di lokasi pabrik yang dikerjakan oleh pasangan suami istri MH (53) dengan H (52).
"Kemarin polisinya cukup banyak. Kebanyakan berpakaian bebas, yang pakai seragam itu Inafis dan petugad Dinkes,"terang dia.
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
WNA Yordania Jadi Tersangka di Yogyakarta: Izin Investasi Fiktif Terbongkar
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan