Selain itu, Eko mengatakan bahwa intensitas data pemantauan seismik internal (VT dan MP) serta deformasi dalam fase erupsi ini cukup signifikan. Walaupun memang tidak meningkat secara terus menerus.
"Ekstrusi magma diperkirakan masih akan berlangsung denhan tipe erupsi cenderung bersifat efusif," imbuhnya.
Diterangkan Eko, dengan menggunakan data topografi terbaru hasil pemodelan menunjukkan potensi bahaya itu. Jika nantinya kubah lava barat daya longsor secara masif maka akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 6,3 kilometer dan ke Sungai Boyong sejauh 3,9 kilometer.
"Untuk kubah lava tengah, apabila longsor secara masif, maka awan panas guguran ke arah Sungai Gendol akan mencapai jarak 5 kilometer dan ke Sungai Woro sejauh 3 kilometer," paparnya.
Baca Juga: Badan Geologi: Kubah Lava Gunung Merapi Tumbuh Hingga 10 Ribu Meter Kubik Per Hhari
Kondisi tersebut kemudian yang membuat adanya perubahan dalam radius bahaya. Khususnya pada sektor barat daya yang sekarang ditetapkan sejauh 7 kilometer dari puncak pada aliran Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng.
Mengingat status aktivitas Gunung Merapi yang masih ditetapkan dalam tingkat Siaga, Eko mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di daerag potensi bahaya tersebut. Selain juga perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2021 lalu.
Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi, Awan Panas Guguran Meluncur ke Kali Bebeng
Berita Terkait
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR