SuaraJogja.id - Fenomena main hakim sendiri oleh masyarakat masih sering ditemui di sejumlah wilayah. Tidak hanya perusakan sejumlah barang atau kendaraan bahkan ada yang hingga menyebabkan korban jiwa.
Sosiolog Kriminalitas UGM Suprapto menilai bahwa sebenarnya masyarakat sudah memahami tindakan main hakim sendiri bukan sesuatu yang bisa dibenarkan. Namun kadang masyarakat menjadi abai dengan hal-hal tersebut ketika di lapangan.
"Sebetulnya masyarakat memahami cuma itu kadang kala masyarakat menjadi lupa ataupun mengabaikan ketika dalam suatu situasi yang pikirannya hanya mengamankan. Agar pencurian tidak terjadi karena itu, kan ada teriakan maling misalnya atau orang mengadu apa dikira dianiaya gitu," kata Suprapto saat dihubungi awak media, Sabtu (29/1/2022).
Menurutnya persoalan yang sering ditemui oleh masyarakat adalah pengendalian diri. Dalam hal ini kecerdasan emosional yang kemudian belum bisa dikelola dengan baik oleh kebanyakan masyarakat.
"Ya intinya kalau dilihat dari persoalan tahu apa tidak tahu tetapi tingkat kemampuan mengendalikan diri masih rendah ya. Kalau kita bicara kecerdasan emosionalnya itu masih belum sampai pada taraf memiliki kemampuan mengendalikan diri agar tidak berbuat tindakan anarkis ataupun melanggar hukum," paparnya.
Oleh sebab itu, kata Suprapto, dibutuhkan lebih dari sekadar edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan hal tersebut. Tujuannya agar semakin mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis.
Diperlukan sejumlah upaya pemantauan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah untuk mengantisipasi munculnya kembali tindak main hakim sendiri. Selain juga harus dilakukan secara jangka panjang dan terus menerus.
"Ya sebetulnya kalau itu dilakukan secara intensif tidak hanya sekadar sosialisasi tetapi ada upaya-upaya pemantauan sampai masyarakat, meresapi gitu ya. Sosialisasi tentang anti kekerasan. Saya kira itu sebetulnya bisa tapi memang perlu dilakukan jangka panjang, intensif terutama bagi mereka yang pekerjaannya ya tadi di tempat-tempat yang ramai, tempat-tempat yang berpotensi konflik," tegasnya.
Belum lama ini ramai di media sosial sebuah mobil merek Mercedes Benz tipe E260 yang dirusak oleh sejumlah orang pada Kamis (27/1/2022) sore. Peristiwa yang diketahui terjadi di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul itu ditengarai berawal dari cekcok antara pengemudi mobil dan tukang parkir.
Baca Juga: Terekam CCTV, Dua Remaja Diduga Gondol Ponsel di Piyungan Bantul
Kapolsek Kasihan Kompol Anton Wibowo Nugroho menjelaskan, kejadian bermula saat mobil pabrikan Jerman berwarna hitam tersebut melaju dari arah Kota Jogja. Lalu mobil itu berhenti di warung ayam goreng Olive di Jalan Bantul.
"Saat mobil Mercedes Benz itu berhenti di Olive Jalan Bantul tiba-tiba berhenti mendadak dan akhirnya membuat tukang parkir yang saat itu sedang mengatur mobil kaget. Sehingga terjadilah cekcok," ungkapnya, Jumat (28/1/2022).
Ketika terjadi cekcok, pengemudi mobil tidak menyelesaikan masalah tersebut tapi malah langsung pergi meninggalkan lokasi kejadi. Alhasil terjadi aksi kejar-kejaran oleh beberapa orang.
"Setelah itu langsung dikejar oleh beberapa orang agar masalahnya diselesaikan dulu," ujarnya.
Meski sudah dikejar oleh beberapa orang namun pengemudi mobil justru menambah kecepatannya. Pengejaran berlanjut sampai ke arah Kasongan, lantas sesampainya di Padukuhan Gedongan, dia sempat menabrak sepeda motor.
"Dia sempat menabrak pengendara motor di Kasongan ketika dikejar," terangnya.
Berita Terkait
-
Soroti Perusakan Mobil di Bantul, Sosiolog UGM: Perilaku kolektif Ini Muncul Akibat Teresonansi dari Teriakan
-
Main Hakim Sendiri, Polres Bantul Tangkap Pelaku Perusakan Mobil Mercedes Benz di Kasihan
-
Viral Mobil Mercedes Benz Dirusak Massa di Kasihan Bantul, Pengemudi Laporkan Pelaku Perusakan
-
Viral Baby Sitter vs Sapi Duel Rebutan Dot Susu, Warganet: Mau Ketawa Tapi Kasihan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau