SuaraJogja.id - Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Yang terbaru ialah sebanyak 17 siswa SMAN 2 Bantul terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Kapanewon Bambanglipuro dr Tarsisius Glory menyampaikan, sampai saat ini ada 41 pasien yang tengah dirawat di RSLKC Bambanglipuro. Dari jumlah itu, 17 diantaranya merupakan siswa SMAN 2 Bantul.
"Paling banyak memang dari siswa-siswa SMAN 2 Bantul. Yang lainnya adalah pelaku perjalanan, wisatawan, dan ibu hamil yang sedang diisolasi di sini," kata dia kepada SuaraJogja.id, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, gejala yang dialami oleh para pasien yakni batuk ringan tapi sudah mengganggu, tenggorokannya terasa tidak enak, dan batuk berlendir. Kendati demikian, mereka tidak kehilangan indra penciuman atau perasa (anosmia).
"Gejala yang dialami seperti gejala Omicron, gejalanya kan memang relatif ringan. Kalau Delta kan gejalanya demam tinggi, sesak napas, bahkan saturasi oksigennya rendah," paparnya.
Perihal siswa SMAN 2 Bantul yang tertulari virus corona, katanya, terindikasi varian Omicron. Untuk itu, pihaknya langsung menjemput mereka usai hasil tes swab PCR-nya positif.
"Seharusnya mereka dua kali swab PCR tetapi sekali swab langsung positif, ya sudah kami bawa ke RSLKC karena tingkat penularannya cukup cepat. Artinya dalam satu kelas kok yang positif bisa banyak," imbuhnya.
Oleh karenanya, pihaknya enggan kecolongan dan segera bergerak cepat.
"Kami enggak mau kecolongan dan segera ambil tindakan yang cepat agar tidak menular ke mana-mana," katanya.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 3 Februari: Positif 10.317, Sembuh 4.367, Meninggal 24
Di sisi lain, sambungnya, pada minggu ini shelter kabupaten akan diaktifkan lagi sebagai penyimbang RSKLC. Sebab, RSLKC hanya dapat menampung 80 pasien.
"RSLKC juga harus ada penyeimbang untuk tempat isolasi. Kalau misal naik signifikan (kasus Covid-19) shelter desa juga disiapkan agar bisa membuat sistem rujukan naik dan turun," terangnya.
Dengan demikian, jika ada pasien Covid-19 yang kondisinya stabil maka tidak perlu berlama-lama berada di rumah sakit dan bisa dirawat di shelter. Sehingga pasien yang benar-benar membutuhkan ruang perawatan bisa kebagian.
"Jangan sampai malah tempatnya penuh. Rumah sakit untuk yang bergejala sedang dan berat," jelasnya.
Berita Terkait
-
Update COVID-19 Jakarta 3 Februari: Positif 10.317, Sembuh 4.367, Meninggal 24
-
Kasus COVID-19 Global Meningkat, 974 WNI Terpapar Virus Corona di Awal Tahun 2022
-
Kasus Positif COVID-19 di Provinsi Bengkulu Naik, Berikut Sebarannya
-
Kasus Covid-19 Meningkat Lagi, Jokowi Perintahkan Evaluasi Level PPKM di Seluruh Indonesia
-
Hadapi Lonjakan Kasus, Pemkab Kulon Progo Maksimalkan Rumah Sakit dan Selter Desa
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Jangan Sampai Salah Arah! Ini Rute Baru Menuju Parkir Pasar Godean Setelah Relokasi
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini