Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 03 Februari 2022 | 21:11 WIB
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati - (ANTARA/Sutarmi)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo terus menyiapkan segala kebutuhan untuk penanganan kasus Covid-19 jika memang terjadi lonjakan yang signifikan dalam beberapa waktu ke depan. Rumah sakit dan selter desa akan terus disiagakan guna menampung para pasien.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati menuturkan, hingga saat ini rumah sakit rujukan Covid-19 masih disiagakan. Setidaknya terdapat dua rumah sakit milik pemerintah yang sudah siap digunakan.

"Saat ini kita masih mengaktifkan pertama adalah rumah sakit rujukan. Dua rumah sakit pemerintah itu sesuai dengan kapasitasnya," kata Baning kepada wartawan, Kamis (3/2/2022).

Disampaikan Baning, total ada 125 tempat tidur yang terdapat di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Bumi Binangun. Dengan rincian 39 tempat tidur ada di RSUD Wates, 45 tempat tidur di RSUD Nyi Ageng Serang dan sisanya 32 tempat tidur ada di rumah sakit swasta.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Meroket, RS Harapan Kita Sebut Kenaikan Mulai Minggu Ini

Per Rabu (2/2/2022) kemarin tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan tersebut masih di angka 00,95 persen. Rumah sakit-rumah sakit pemerintah tersebut yang akan menjadi tumpuan pertama dalam menghapadi potensi lonjakan Covid-19.

"Kemudian yang kedua kita juga sudah meminta kepada satgas di tingkat kapanewon maupun di kalurahan untuk kembali menyiapkan selter desa masing-masing," terangnya.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh para panewu, kata Baning, maka sampai hari ini tersedia sebanyak 160 selter di tingkat desa yang tersebar di 12 kapanewon. Dari total jumlah selter tersebut tersedia kapasitas sebanyak 637 tempat tidur.

Di samping itu Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo juga masih menyiapkan Rusunawa Giripeni. Sebagai antisipasi juga apabila diperlukan sewaktu-waktu langsung akan bisa dioperasionalkan.

"Selanjutnya kami juga memantau terus bagaimana ketersediaan oksigen yang ada di dua rumah sakit pemerintah. Sampai hari ini kesiapan SDM, oksigen maupun tempat tidur, kami anggap mencukupi untuk apabila terjadi peningkatan kasus," tegasnya.

Baca Juga: Pelaksanaan MotoGP Makin Dekat, Bisakah Lonjakan Kasus Varian Omicron Mereda dalam Waktu Sebulan?

Merujuk pada pernyataan pemerintah pusat, Baning mengungkapkan bahwa varian Omicron, yang tengah merebak, memang berbeda dengan Delta. Penularan disebutkan lebih cepat walaupun memang tingkat keparahan menurun.

Dalam artian, pasien yang terpapar Omicron mayoritas hanya akan menderita gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Sehingga layanan rumah sakit juga tidak akan sebanyak saat Delta sebelumnya.

"Oleh karena itu penguatan di dalam isolasi yang dilaksanakan di rumah maupun di selter desa ini menjadi penting. Satgas Desa kembali sudah kita instruksikan untuk aktif untuk melaksanakan dan mempersiapkan selternya masing-masing," ujarnya.

Load More