Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 07 Februari 2022 | 16:00 WIB
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menyatakan pelantikan Mayjen Maruli Simanjuntak sebagai Pangkostrad berlangsung pekan depan. [ANTARA]

SuaraJogja.id - Baru-baru ini sosok KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman tengah jadi sorotan setelah ucapannya mengenai Tuhan bukan orang Arab dilaporkan ke pihak berwajib. Pernyataan yang menukil dari ceramah Cak Nun itupun ternyata sebelumnya pernah diulas oleh ustaz Adi Hidayat.

Diketahui, nama KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman belum lama ini dilaporkan ke Pusat Polisi Militer TNI AD oleh Koalisi Ulama, Habaib serta Pengacara Anti Penodaan Agama lantaran pernyataannya mengenai Tuhan bukan orang Arab. Ia dilaporkan atas tuduhan penghinaan terhadap agama.

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman saat HUT Kowad ke-60 di Gedung Mabes AD, Jakarta Pusat, Rabu (22/12/2021). (Kadispenad)

Merespon hal tersebut Jenderal TNI Dudung memberikan penjelasan. Ia mengungkapkan bahwa pernyataan itu merujuk pada apa yang pernah disampaikan oleh intelektual muslim sekaligus budayawan yang kini tinggal di Yogyakarta, Ainun Najib atau akrab disapa Cak Nun.

"Tuhan itu bukan orang apalagi orang Arab sama persis yang diucap Ainun Najib. Saya pakai bahasa apa saja saya berdoa bisa Allah, Tuhan itu maha tahu. Ngapain pakai bahasa Arab?" terangnya

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Soal Boleh atau Tidak Wudhu di Toilet, Simak Penjelasannya!

Lewat pernyataannya, Dudung ingin menyampaikan bahwa Tuhan itu bisa memahami setiap doa yang disampaikan manusia dengan bahasa apapun tidak hanya bahasa Arab.

Cak Nun: Tuhan bukan orang

Cak Nun sendiri dalam ceramahnya, seperti dikutip dari video singkat yang diunggah akun @tukangrosok_, menyebutkan bahwa Tuhan bukan orang Arab bahkan bukan orang.

"Tuhan bukan orang Arab dan bahkan bukan orang. Jadi Arab tidak sama dengan Islam, makanya Arab sekarang mesti diruwat supaya orang bisa membedakan antara Arab dengan Islam," ucapnya.

Menurut Cak Nun, masyarakat Indonesia diwajibkan Allah untuk menjadi orang Indonesia. Tuhan melahirkan umat Islam di tanah air sebagai orang Indonesia dan bukan orang Arab.

Baca Juga: Ternyata Potong Kuku Hari Jumat Sesuai Sunnah Ada Urutannya? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Cak Nun cerita pengalaman bersama WS Rendra. [YouTube CakNun.com]

"Anda diwajibkan oleh Allah jadi orang Indonesia jangan lupa, kewajiban itu. Karena anda ditaruh di sini jadi anaknya orang Indonesia jadikan wajib. Rumput diwajibkan jadi rumput, anda harus taat jadi rumput," ujarnya.

Lalu Tuhan orang mana?

Dalam kesempatan berbeda, ustaz Adi Hidayat turut memberi perhatian mengenai pernyataan bahwa Tuhan bukan orang Arab. Lewat unggahan di channel YouTubenya, ia menyatakan bahwa pernyataan Tuhan bukan orang Arab kurang tepat.

"Sekarang kita baca dengan nalar dulu. Ini bisa kita uji dengan pertanyaan, jadi menguji benarnya pernyataan salah satunya dalam ilmu logika dengan pertanyaan," ucapnya.

"Salah satu contohnya anda mengutip pernyataan Tuhan bukan orang Arab, lantas orang mana? bisa terjawab ga? Kalau itu melahirkan kebingungan maka pernyataan yang dibangun rapuh, karena sifat akal itu mengejar hingga bisa ditangkap dengan nalar dianggap sebagai kewajaran dan dengan kewajaran itu ditransformasikan kepada jalan pikiran kita dan membimbing ekspresi tubuh kita untuk bersikap," lanjutnya.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa premis mengenai Tuhan bukan orang Arab ada yang rapuh. Yang rapuh setelah ditelusuri ternyata Tuhan bukan orang.

"Premis yang pertama dibangun itu keliru ketika digabungkan. Tuhan itu memang bukan orang, Tuhan harus lepas dari nilai keorangan. kemudian memang tidak ada kaitannya dengan etnis," jelasnya.

Allah sendiri mengatakan Allah adalah khalik sang pencipta. Hal itu seperti ditegaskan dalam Quran surat ke-15 ayat 28.

Sifat ini harus sama sekali berbeda dengan makhluk. Karena sang pencipta dan yang dicipta tidak boleh ada kemiripan atau identik.

Diperjelas di surat ke-42 ayat 11, Allah menyampaikan tidak boleh yang ada serupa dengan Tuhan, dengan Allah dengan Khalik dengan sang pencipta.

"Jadi semua sifat dari makhluk tidak boleh diserupakan dengan Tuhan, nanti kalau diserupakan setiap makhluk bisa jadi Tuhan. Fakta yang menarik belum ada orang Arab yang mengaku Tuhan," terangnya.

ustas Adi Hidayat. [ustaz Adi Hidayat / YouTUbe]

Kenapa bahasa Arab dipilih

Dalam kesempatan berikutnya ustaz Adi Hidayat menjelaskan mengapa bahasa Arab dipilih dalam ibadah. Sebetulnya sederhana karena nabinya diturunkan di Arab, masa ditetapkan bahasa Inggris atau bahasa lain.

Lebih dari itu, hikmah dari kebahasaannya, ternyata dipilihnya nabi Muhammad SAW dengan menyertakan kebahasaan dan kaumnya beliau di Arab ternyata mengandung hikmah yang sangat tinggi seperti dijelaskan di surat ke-12 ayat 2.

"Sungguh demi keagunganKu (Allah) Aku ingin sampaikan berita yang sangat agung kami turunkan Al Quran dengan bahasa arab tujuannya yang ditekankan bukan karena nabinya orang Arab tapi supaya kamu pintar dan akal kamu bekerja. Kenapa Al Quran menggunakan bahasa Arab? yang paling dahsyat supaya kita semua tambah pintar, kata Allah, akal kamu makin bekerja untuk menganalisis dan silakan coba riset bila dibandingkan dengan bahasa lainnya, bahasa Arab itu luar biasa. Ini terlepas dari persepsi kita sebagai bangsa Indonesia yaa," tegasnya.

Bahasa arab itu kalau diriset memiliki sejumlah keistimewaan. Salah satunya merupakan satu-satunya bahasa yang semua hurufnya keluar dari semua tempat penyimpanan huruf dalam tubuh yang jumlahnya 17 tempat.

Selain itu bahasa arab ketika digunakan sebagai bahasa komunikasi mampu bertahan tanpa adanya penyempurnaan-penyempurnaan sehingga tidak dikenal adanya ejaan yang disempurnakan.

"Selain itu hikmahnya, bahasa Arab dipilih jadi bagian yang ditetapkan untuk menghadirkan nilai Quran yakni penjagaan terhadap Quran supaya tidak bisa direvisi," tukasnya. 

Load More