SuaraJogja.id - Serangan hoaks terkait Omicron rawan bermunculan di tengah lonjakan kasus Covid-19 saat ini. Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Bidang Antropologi, Nasrullah, lantas meminta masyarakat untuk waspada.
"Peningkatan kasus COVID-19 akibat varian Omicron diperkeruh penyebaran hoaks, untuk itu masyarakat harus diedukasi terus," kata dia di Banjarmasin, Rabu.
Menurut Nasrullah, derasnya informasi bohong justru menghambat upaya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penyembuhan dari COVID-19.
Untuk itulah, peran serta masyarakat dalam memerangi hoaks sangatlah penting, mengingat penyebaran hoaks dari satu orang ke lainnya begitu cepat melalui media sosial.
"Setidaknya, kita tidak menjadi kelompok orang pertama menyebarkan informasi bohong," jelasnya menekankan.
Diakui Nasrullah, banyak faktor menyebabkan hoaks masih terjadi dan cepat menyebar.
Pertama, faktor kecepatan membagikan dan menerima informasi kepada pihak lain melalui media sosial. Jadi, ada semacam kebanggaan jika lebih awal membagi informasi.
Kedua, rendahnya melek membaca yang berarti menelaah teks atau tontonan yang diterima dan bagian ini tidak hanya kalangan pendidikan bawah seperti tamatan SD tapi juga di kalangan lulusan pendidikan setingkat sarjana.
"Penerima pesan atau informasi dalam bentuk teks, audio atau audio visual cenderung tidak melihat perbandingan informasi," papar pakar antropologi masyarakat jebolan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Baca Juga: Pesan Ketua DPR Puan Maharani di Hari Pers Nasional: Tantangan Jurnalis ke Depan Sangat Berat
Ketiga, kalaupun membaca isi informasi, biasanya pembaca terjebak kata "viralkan," "sebarkan", ataupun kata-kata mengandung istilah agama yang seolah menjadi legitimasi untuk turut menyebarkan.
Nasrullah merujuk situs https://covid19.go.id/p/hoax-buster yang hingga 8 Februari 2022 ada 14 jenis informasi hoaks.
Di antaranya berbunyi “Awas Hoaks Omicron adalah akibat keracunan chemtrail yang disebarkan pesawat” hingga hoaks di daerah yang menasional “Awas Hoaks: Guru Ngaji di Balangan Lumpuh Setelah Divaksin”.
Oleh karena itu, hoaks mestinya tidak disebutkan sebagai berita hoaks tetapi menggunakan istilah informasi hoaks.
Selain pengertian hoaks itu sendiri adalah informasi bohong, juga berita itu sendiri merupakan sebuah produk jurnalistik yang idealnya melewati tahapan cek silang (cross check) dan proses edit yang ketat.
"Tips bagi penerima untuk tidak segera menyebarkan, agar membaca berulang kali atau mencermati informasi sebelum disebarkan. Akan lebih baik jika terkait COVID-19 dengan mencari informasi hoax buster," kata anggota Satgas COVID-19 Kalimantan Selatan bidang Komunikasi Publik itu. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Pesan Ketua DPR Puan Maharani di Hari Pers Nasional: Tantangan Jurnalis ke Depan Sangat Berat
-
5 Hoaks Paling 'Membagongkan' Seputar Virus Corona Covid-19, Jangan Sampai Tertipu Ya!
-
Chemtrail Asap Putih di Langit Sebabkan Keracunan, Batuk, Flu, Hingga Omicron, Mitos atau Fakta?
-
Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Pemkot Jakbar Siapkan GOR di Tiap Kecamatan Jadi Tempat Isolasi
-
Di Indonesia, Lansia Paling Banyak Sebar Hoaks dalam Grup Keluarga selama Pandemi Covid-19
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
-
5 Mobil Kecil Murah di Bawah 50 Juta, Hemat Pengeluaran Cocok buat Keluarga Baru
Terkini
-
Nasib Transmigran Sleman di Ujung Tanduk? Pemkab Sleman Kembali Datangi Konawe Selatan
-
Detik-Detik Buruh Harian Lepas Terserempet KRL di Lempuyangan, Kaki dan Tangan Alami Luka Parah
-
Perebutan Kursi Sekda DIY: Adu Kuat 3 Birokrat Top, Siapa yang Unggul?
-
Janjian Tawuran Subuh, Geng V vs M Bikin Geger Lowanu, 10 Ditangkap, Celurit-Pedang Jadi Bukti
-
Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban: Kisah Heroiknya Selamatkan WNI di Zona Konflik Terungkap