SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman meminta guru dan pengawas di sekolah untuk tegas dan berani menegur siswa dan perangkat sekolah, yang tidak patuh menerapkan protokol kesehatan saat pembelajaran tatap muka (PTM) di masa PPKM Level III.
Kepala Disdik Sleman Ery Widaryana mengatakan, mulai Senin (14/2/2022), PTM setiap harinya dilakukan dengan kapasitas 50%, menerapkan jadwal bergilir (shift), maksimal selama empat jam dalam sehari. Namun demikian, lama waktu PTM menyesuaikan jenjang pendidikan.
"Kalau Taman Kanak-kanak ya tidak usah empat jam, dua jam saja," terang Ery, Kamis (10/2/2022).
Ia menambahkan, penerapan jam masuk bergilir diterapkan agar tidak ada pertemuan antara siswa dari shift pertama dengan shift berikutnya. Selain itu ada satu jam jeda digunakan untuk pembersihan ruangan dan penyemprotan menggunakan disinfektan.
Baca Juga: Bakal Ketemu "Mantan", Striker PSS Sleman Wander Luiz Percaya Diri Ingin Cetak Gol
Empat jam pelajaran bukanlah total waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah, ataupun total waktu siswa berada di sekolah.
"Jadi misalnya satu jam pelajaran 30 menit, kalikan empat. Kan hanya dua jam pelajaran. Tidak ada istirahat, begitu keluar [kelas] anak-anak juga harus dijemput segera pulang," ucapnya.
Pihaknya juga telah meminta tim pengawas sekolah serta Gugus Tugas Covid-19 tiap kapanewon untuk ikut mengawasi pelaksanaan PTM. Demikian juga guru di sekolah, harus memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah.
Ia angkat bicara, kala ditanyai mengenai munculnya keluhan dari sejumlah sekolah, atas sulitnya menjaga murid tetap prokes menggunakan masker, kala berinteraksi dengan teman-temannya di sekolahnya.
"Kalau ada murid yang melanggar, mestinya guru memeringatkan, lebih tanggap," tuturnya.
Baca Juga: Naik 3 Kali Lipat dari Pekan Lalu, 61 Persen Kalurahan di Sleman Masuk Zona Merah Covid-19
Surat Edaran (SE) Disdik yang mengatur pembelajaran PTM selama PPKM Level III ini, masih dalam proses. Sosialisasi terkait PTM telah dilakukan pula.
Berita Terkait
-
Gus Ipul Ungkap Konsep Sekolah Rakyat: Targetkan 2.500 Siswa Per Sekolah, Butuh Berapa Guru?
-
Dedi Mulyadi Rencana Revolusi Pendidikan di Jabar: Masuk Sekolah Lebih Pagi, Guru Favorit Mengajar Murid Miskin
-
DPRD DKI Minta Pemprov Umumkan Daftar Sekolah Swasta Gratis
-
Libur Panjang Menanti! Cek Jadwal Libur Sekolah Lebaran 2025
-
Sekolah Rakyat Rp100 Miliar: Solusi atau Kebijakan yang Dipertanyakan?
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Rayakan 270 Tahun Berdirinya DIY, Ratusan Sekolah di Jogja Nabuh Gamelan Serempak
-
Luas Masa Tanam Kedua Turun Drastis, Dinas Pertanian Gunungkidul Sebut Karena Persoalan Air
-
Apresiasi Pemberian Bonus Hari Raya ke Ojol dan Kurir Online, Pakar UGM Soroti Soal Pengawasan Regulasi
-
Polisi Temukan Terduga Pelaku Pembakaran Gerbong KA di Stasiun Yogyakarta, Ini Motifnya
-
Terungkap! Satpam Salah Satu SMA di Sleman Terlibat Jaringan Penyuplai Senpi ke KKB