SuaraJogja.id - Belum lama ini sejumlah hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul dikabarkan mati mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terungkap bahwa bakteri antraks menjadi penyebab kematian secara mendadak hewan-hewan ternak tersebut.
Kendati demikian ternyata kondisi tersebut tidak mempengaruhi penjualan daging sapi di wilayah Sleman. Penjualan daging sapi sejauh ini masih tetap berlangsung seperti biasa tidak ada dampak penuruan atau sebagainya.
"Sejauh ini tidak ada dampak sama sekali. Tidak ada masalah denga temuan antraks di Gunungkidul," kata salah satu penjual daging sapi di Pasar Gamping, Sugiyo Ahmad saat ditemui, Kamis (10/2/2022).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Gisa Sembada Sleman atau asosiasi yang diperuntukkan untuk pedagang daging sapi dan jasa penggilingan bakso itu menuturkan dari segi harga sendiri juga masih stabil.
Baca Juga: Striker PSS Sleman Wander Luiz Bertekad Curi Tiga Poin dari Sang Mantan
Tidak terpengaruhnya sebaran antraks di Gunungkidul itu dibuktikan dengan penjualan rata-rata yang masih bisa mencapai 150 kilogram sehari.
"Masih stabil rata-rata dikisaran Rp120-125 ribu itu kalau daging nomor 1, kalau nomor 2 kisaran Rp115 ribu, nomor 3 Rp100-110 ribu melihat kualitas dagingnya juga. Kalau sehari bisa menjual 150 kilogram," ungkapnya.
Disampaikan Ahmad, daging yang dijualnya ini kebanyakan berasal dari sejumlah wilayah di luar Jawa. Mulai dari Bali, Lampung tapi juga ada yang berasal dari Muntilan serta Prambanan.
Ia menyebut untuk cek kesehatan ternak-ternak sebelum dipotong pun sejauh ini sudah lebih maksimal. Tidak hanya miliknya saja, sekitar 30 pengusaha daging yang ikut asosiasi pun demikian.
"Apalagi pengusaha yang ikut asosiasi rata-rata penyembeliahnya di RPH (Rumah Potong Hewan). Jadi secara kesehatan itu sudah terjamin. Kalau kita pemotongan lewat RPH terus pemeriksaan dan segala macam pasti aman," tegasnya.
Baca Juga: Disdik Sleman Minta Guru Tegas dan Berani Menegur Siswa di Sekolah yang Tak Taat Prokes
Menurutnya saat ini masyarakat sudah lebih pintar dan jeli dalam memilih daging sehat yang akan dibeli di pasaran. Mengingat kualitas dari daging-daging itu yang terus dijaga dengan baik.
Berita Terkait
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Anggota Komisi IV DPR Rajiv Minta Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Lebaran
-
Jelang Perubahan Regulasi, BEEF Siapkan Langkah Impor Sapi Brasil
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!