Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 11 Februari 2022 | 17:00 WIB
Ilustrasi cacar air.

SuaraJogja.id - Cacar air dikenal sebagai penyakit yang lebih akrab dialami anak-anak. Padahal, cacar air merupakan infeksi virus sehingga bisa dialami siapa saja.

Namun risiko mendapatkan penyakit ini memang akan lebih tinggi pada orang-orang yang belum pernah terinfeksi dan tidak mendapatkan vaksin cacar air. Lantas, apa sih penyebab cacar air?

Yuk pahami ilmunya agar dapat meningkatkan kewaspadaan penularan virus.

1. Penyebab Cacar Air

Baca Juga: Gejala Cacar Air, Awalnya Ditandai Penurunan Nafsu Makan dan Muncul Bintik Merah

Penyebab utama cacar air adalah infeksi virus varicella-zoster (VZV). Virus ini sangat mudah menular dan bisa menyebar dengan cepat, terutama pada orang-orang yang belum pernah terkena cacar air atau belum mendapatkan vaksin.

Penularan virus dapat terjadi secara langsung dari orang ke orang, seringnya melalui kontak kulit dengan luka cacar atau melalui droplet yang dikeluarkan ketika penderita bernapas, berbicara, bersin, atau batuk.

Adapun penularan tidak langsung terjadi bila seseorang menyentuh barang yang telah terkontaminasi oleh cairan dari penderita cacar.

Penularan dari orang yang terinfeksi mulai bisa berlangsung ketika gejala awal cacar air seperti demam muncul.

Orang yang terinfeksi bisa terus menularkan virus sampai lenting mengering dan mengelupas dari kulit.

Baca Juga: FBI dan CDC Menyelidiki 15 Botol Beku Berlabel 'Cacar' dari Laboratorium Pennsylvania

Apakah cacar air berbahaya? Infeksi virus penyebab cacar air pada anak relatif tidak menimbulkan gejala yang serius.

Namun, cacar air pada orang dewasa bisa muncul lebih parah jika mereka belum pernah terinfeksi sama sekali.

Komplikasi yang ditimbulkan pun lebih serius. Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG), infeksi virus penyebab penyakit dapat menyebabkan kelainan pada janin apabila ibu hamil terjangkit cacar air ketika usia kandungannya memasuki enam pekan.

Apabila tertular di masa akhir kehamilan, infeksi virus bisa membahayakan keselamatan kandungan.

2. Pengobatan Cacar Air

Hingga kini belum ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi cacar air. Sejauh ini pengobatan dilakukan untuk meredakan gejala yang dialami oleh pengidap.

Dokter biasanya meresepkan obat penurun panas untuk meredakan demam atau obat-obatan antihistamine untuk meredakan rasa gatal pada kulit.

Salah satu obat yang biasa digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus varicella zoster adalah Acyclovir Novell 200 mg - 50 tablet – 200 mg.

Acyclovir adalah obat antivirus generik yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti Varicella zoster dan Herpes simplex. Obat ini digunakan untuk terapi Herpes simplex tipe 1 dan 2, herpes genital, dan infeksi cacar air dan cacar api.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat virus herpes simplex DNA polymerase dan replikasi DNA virus, sehingga mencegah sintesa DNA virus tanpa mempengaruhi sel normal (sel tubuh).

Selain itu, ada beberapa langkah perawatan rumahan yang dapat menunjang proses pengobatan:

- Konsumsi banyak cairan. Jika kurang suka air putih, bisa konsumsi jus atau es krim untuk mencegah dehidrasi.

- Pakaikan celana panjang, kaos tangan panjang, dan kaos kaki untuk mencegah efek menggaruk kulit.

- Memotong kuku agar tidak melukai lepuhan ruam.

- Mandi dengan air dingin untuk meredakan gatal.

- Menggunakan krim atau gel pendingin dari apotek.

- Menggunakan pakaian longgar dengan bahan yang lembut.

Itu dia penyebab cacar air berikut cara mengobatinya. Dengan mengenali sumber penyakit, semoga Anda bisa lebih mewaspadai penularan cacar air.

Kontributor : Alan Aliarcham

Load More