Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Selasa, 15 Februari 2022 | 16:45 WIB
Pekerja Pabrik Tempe Muchlar di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul memisahkan kedelai dengan kulitnya. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Harga tahu dan tempe diperkirakan akan mengalami kenaikan. Sebab, bahan baku utamanya yakni harga kedelai impor juga naik.

Berdasarkan data Bloomberg, harga kedelai kini berada di level US$1.586 per bushel atau naik 0,62 persen.

Menurut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), Perindustrian, dan Perdagangan (Dinkop, UKM, dan Perindag) Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana kenaikan harga kedelai disebabkan faktor cuaca. Musim penghujan memaksa para petani tidak menanam kedelai.

"Kalau itu (kenaikan harga kedelai) mungkin karena sedang musim penghujan sehingga tidak panen. Lantas harganya menjadi mahal," ungkapnya kepada SuaraJogja.id, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga: Tertinggi sejak Muncul Omicron, Bantul Tambah 206 Kasus Covid-19

Agus memprediksi bila kenaikan tersebut tak akan berlangsung lama. Jika sudah memasuki musim panas maka petani bisa kembali menanam kedelai.

"Tapi saya kira itu tidak akan berlangsung lama. Nanti kalau sudah berganti ke musim panas, petani sudah bisa menanam kedelai dan panen lagi," ujarnya.

Ia menyebutkan, petani di Kapanewon Pandak sejatinya menanam kedelai saat ini. Kendati demikian, lantaran musim hujan, mereka menanam padi.

"Di Bantul seperti di daerah Pandak yang seharusnya musim kedelai justru ditanami padi. Sehingga berkurang (hasil panen) karena tidak musim panen," ujar dia.

Jajarannya pun terus melakukan pemantauan setiap hari di pasar-pasar tradisional. Kemudian pada Minggu baru akan dilakukan rekap dan mendapatkan rata-rata harga barang pokok.  

Baca Juga: Selang 3 Hari, Densus 88 Kembali Tangkap 2 Terduga Teroris di Sewon Bantul

"Pemantauan langsung dengan datang ke pasar-pasar untuk melihat harga riil bahan-bahan di pasar," katanya.

Ke depannya apabila harga kedelai terus merangkak naik, pihaknya akan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Kami baru mulai pemantauan, mungkin kami akan koordinasikan dengan pihak terkait. Apabila ada kecenderungan kenaikan harga, ketika solusinya ada di pemerintah kami koordinasi ke Disperindag DIY lalu akan disampaikan ke pemerintah pusat," terangnya.

Load More