SuaraJogja.id - Kasus probable Omicron di DIY semakin bertambah signifikan. Berdasarkan data Satgas COVID-19 DIY, tercatat ada tambahan 1.402 kasus baru pada Selasa (15/02/2022) sehingga total kasus COVID-19 di DIY mencapai 165.122 kasus hingga kini.
Padahal DIY saat ini mengalami kelangkaan reagen pemeriksaan PCR S-Gene Target Failure (SGTF) dan Whole Genome Sequencing (WGS). Tingginya sampel yang harus dites membuat kelangkaan terjadi.
"Yang jadi masalah reagen di pasaran itu langka karena banyak permintaan, untuk reagen WGS dan SGTF jadi mulai langka," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie, Selasa siang.
Menurut Pembajun, sesuai aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang baru, hasil antigen SGTF disebut sebagai probable Omicron, sehingga pasien diperlakukan layaknya pasien Omicron.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di DIY Melonjak Tajam, RS Rujukan Siagakan Ruang Perawatan
DIY saat ini lebih banyak memiliki reagen untuk PCR. Padahal reagen tersebut berbeda pemanfaatannya untuk SGTF dan WGS.
"Kalau reagen PCR tidak langka. PCR biasa pakai reagen apa saja bisa," ujarnya.
Pembajun menambahkan, selain varian Omicorn yang cepat menyebar, masyarakat perlu mewaspadai varian Delta. Karenanya, masyarakat harus mentaati protokol kesehatan.
Akselerasi vaksin pun harus terus ditingkatkan. Sebab hingga saat ini masih ada orang yang belum divaksin.
"Jangan lupa [varian] deltanya masih ada, yang kita waspadai yang kormobid," ujarnya.
Sementara Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan kelangkaan reagen terjadi secara nasional. Dinas kesehatan padahal sudah mencari pasokan reagen ke sejumlah tempat.
"Tapi reagen [SGTF dan WGS] itu sangat tergantung supply dari negara-negara produsen," ungkapnya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Pemda mengupayakan pemanfaatan sisa reagen secara efektif. Diantaranya dengan melakukan swab kepada pasien yang betul-betul terseleksi seperti memiliki riwayat perjalanan luar kota dan CT dibawah 30.
"Itu yang bisa kita lakukan karena memang dipasaran itu gak ada, kosong," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Kasus COVID-19 di DIY Melonjak Tajam, RS Rujukan Siagakan Ruang Perawatan
-
Kasus Covid-19 di DIY Masih Mengalami Tren Kenaikan, Luhut: Tapi Masih di Bawah Puncak Kasus Delta Tahun Lalu
-
Kasus Omicron Melonjak, Pemerintah Pangkas Masa Karantina PPLN Dari 5 Hari Jadi 3 Hari
-
Pecah Rekor, Kulon Progo Tambah 104 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
-
Sehari Tambah 506 Pasien, Kasus Aktif Covid-19 di Sleman Capai 1.222 Orang
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Merek Jepang di Bawah Rp100 Juta: Mesin Prima, Nyaman buat Keluarga
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara