SuaraJogja.id - Polisi Kathmandu menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan aksi protes yang menentang proyek infrastruktur AS pada Minggu, kata sejumlah saksi dan pejabat di ibu kota Nepal itu.
Proyek tersebut rencananya akan disampaikan di depan parlemen untuk diratifikasi.
Sejumlah pengunjuk rasa dikabarkan terluka dalam bentrokan dengan polisi.
Millennium Challenge Corporation (MCC), sebuah badan bantuan pemerintah AS, pada 2017 setuju untuk memberikan hibah senilai 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,2 triliun) untuk membiayai jalur transmisi listrik sepanjang 300 km dan proyek perbaikan jalan di Nepal.
Baca Juga: Australia Masukkan Hamas-Kelompok Sayap Kanan AS Sebagai Organisasi Teroris
Pejabat pemerintah mengatakan dana hibah tersebut tak perlu dikembalikan dan diberikan tanpa syarat, namun kelompok oposisi mengatakan perjanjian itu merusak hukum dan kedaulatan Nepal karena parlemen kurang dapat mengawasi dewan pengarah proyek tersebut.
Partai-partai politik besar, termasuk koalisi yang kini berkuasa, terbelah tentang apakah akan menerima atau menolak dana hibah AS itu.
Kedutaan AS di Nepal menggambarkan hibah MCC itu sebagai "hadiah dari rakyat Amerika dan kemitraan kedua negara yang akan menciptakan lapangan kerja dan infrastruktur bagi Nepal dan meningkatkan taraf hidup rakyat Nepal."
"Proyek ini sesuai permintaan pemerintah Nepal dan rakyat Nepal, dan dirancang untuk mengurangi kemiskinan dan menumbuhkan ekonomi Nepal," kata kedutaan dalam pernyataan pada Sabtu.
"Apakah para pemimpin Nepal meratifikasi (hibah) MCC itu adalah keputusan Nepal, sebagai bangsa demokratis yang berdaulat, dan keputusan Nepal sendiri," tulis pernyataan itu.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Meski Kasus Turun, AS Perpanjang Status Darurat Nasional
Nepal sangat bergantung pada bantuan asing. Para donor mengkoordinasikan kebijakan bantuan melalui Forum Pembangunan Nepal yang beranggotakan negara-negara donor dan sejumlah organisasi keuangan internasional.
Berita Terkait
-
Banjir dan Longsor di Nepal Tewaskan 148 Orang, 58 Masih Hilang
-
Helikopter Jatuh di Nepal, 4 Turis China dan Pilot Tewas
-
Detik-detik Menegangkan Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal, Petugas Bandara Hanya Bisa Terdiam
-
Pilot jadi Orang Satu-satunya yang Selamat dalam Tragedi Pesawat Jatuh di Nepal, Begini Kondisinya
-
Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Kathmandu Nepal, 18 Orang Tewas
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Rekomendasi Film Bioskop Akhir Pekan November 2024: Ada Horor, Aksi, dan Drama!
-
Heboh Kabar Prabowo Dihina Media Asing, Gegara Ngemis Bertemu Donald Trump?
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
Terkini
-
Kasus Korupsi BUMN Marak, PT KAI Kelola Sistem Manajemen Anti Penyuapan
-
Persentase Kemiskinan Tertinggi di Jawa, DPRD Desak Pemda DIY Maksimalkan Pemanfaatan Danais
-
Jelang Laga Penting di Kandang, Sejumlah Penggawa PSIM Yogyakarta Tengah Didera Sakit
-
Dinsos PPPA Kulon Progo Bentuk Desa Ramah Perempuan dan Anak
-
Tak Persoalkan Sayembara Harun Masiku, Pukat UGM Justru Soroti Pekerjaan Rumah KPK