SuaraJogja.id - Minyak goreng kini menjadi barang yang paling diburu terutama ibu-ibu. Mereka rela jauh-jauh datang ke gudang sembako yang menjual minyak dengan harga seperti Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah Rp 14.000 perliter. Pasalnya, mereka sudah tidak bisa mendapatkannya di toko, warung ataupun pasar tradisional
Intan, wanita berumur 27 tahun asal Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah misalnya. Ibu satu anak ini terpaksa harus pergi ke Baleharjo Kapanewon Wonosari Gunungkidul untuk mendapatkan sekarton minyak goreng.
Ia rela berangkat dari rumahnya pukul 06.00 WIB ke gudang sembako yang berada di tepi jalan Wonosari-Semanu. Ia harus mengajak serta anaknya karena di rumah tidak ada yang menemani.
"Ya harus saya ajak. Di rumah tidak ada yang momong,"ujar Intan saat ditemui di lokasi antrian, Senin (21/2/2022) pagi.
Baca Juga: Duh, Oknum Lurah di Gunungkidul Kirim Video Porno ke Adik Kelasnya yang Baru Saja Urus Perceraian
Namun sayang, sampai di lokasi gudang sembako tersebut sudah banyak yang mengantri. Ternyata ia sendiri tidak kebagian antrian sehingga tidak bisa mendapatkan minyak yang diinginkannya.
Saat tiba di lokasi gudang, ternyata antriannya sudah habis. Karena setiap antrian hanya mengalokasikan 75 karton di mana satu orang hanya diperkenankan mendapatkan 1 karton saja dan saat Intan datang sudah ada 78 orang yang antre.
Tak ingin pulang dengan tangan hampa, ia lantas memilih menunggu antrian berikutnya sekitar pukul 11.00 WIB.
"Jam 11 ada lagi. Daripada pulang ndak dapat apa-apa mending tak nunggu saja,"kata dia.
Nahas, jam 11.00 siang saat kembali antri ternyata tidak ada lagi minyak goreng yang dijual di gudang sembako tersebut. Kali ini, ia terpaksa harus pulang ke rumah dengan tangan hampa. Ia tidak bisa membayangkan memasak tanpa minyak goreng.
Baca Juga: Teror Ekshibisionis Incar Perempuan di Gading 8 Gunungkidul, Terjadi sejak 2005
Cerita berbeda disampaikan Sutarti. Warga yang tinggal di dekat Telaga Jonge Kapanewon Semanu tersebut baru tiba di gudang sekitar pukul 6.30 WIB dan tidak kebagian nomor antrian sebab saat tiba antrean sudah pada nomor 75, sehingga dirinya memutuskan untuk pulang ke rumah yang berjarak sekitar 15 km dari gudang sembako tersebut.
"Tetapi pas mau balik, ada peserta antrian yang keluar dari baris karena anaknya menangis. Sehingga saya dapat antrian dan Alhamdulillah dapat 1 karton,"terang dia.
Keduanya memang sama dengan yang lain. Rela antri karena komoditas minyak goreng kemasan keberadaanya sudah langka di pasaran. Baik pedagang maupun pembeli sama sama mengeluhkan terdampak langsung keadaan ini.
Seperti yang disampaikan oleh Kunto, salah seorang pedagang di pasar Argosari, Wonosari. Kunto menyebut, saat ini dia terpaksa tidak menjual minyak goreng karena kesulitan untuk 'kulakan' di grosir grosir.
"Carinya sulit, jika ada maka belinya harus memakai syarat," ujar Kunto ditemui di lapak pasarnya, Senin(21/2/2022).
Syarat yang dimaksud, lanjut Kunto, jika membeli satu karton minyak goreng kemasan, maka harus membeli juga satu karton tepung kemasan, atau satu karung gula pasir.
Kunto menyebut, dia sendiri tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti ini. Dia juga tidak tahu mengapa grosir grosir menerapkan aturan ini.
"Harga satu karung gula pasir kan rata rata Rp625 ribu, satu karton minyak goreng seharga Rp168 ribu, jadi kan modal untuk kulakan minyak jadi besar, iya kalau kita pas butuh gula pasir, kalau tidak kan modal jadi terhenti di barang," lanjut Kunto dengan nada gusar.
Dengan itu, lanjut Kunto, maka banyak pedagang pedagang di pasar Wonosari seperti dirinya memilih untuk tidak 'kulakan' untuk stok minyak kemasan.
Kunto menyatakan bahwa saat ini dia memilih untuk menunggu perkembangan dulu. Dia memilih memutar uang modalnya untuk komoditas bahan pokok yang lain.
Langkanya minyak goreng ini, menurut Sigit Haryanto, Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Gunungkidul, salah satu penyebabnya karena kebijakan satu harga yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Keterbatasan stok minyak goreng memang terjadi di hampir semua tingkatan, terutama untuk yang minyak kemasan satu harga, baik di swalayan, toko modern, hingga distributor," kata Sigit dihubungi pada Senin (21/02/2022).
Untuk stok di pasar tradisional, lanjut Sigit ada beberapa yang masih tersedia, meski harganya tidak sesuai dengan Kebijakan satu harga yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Pemerintah pusat menetapkan per liter Rp14 ribu, di pasar tradisional dijual kisaran Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per liter sesuai merk serta kebijakan tiap penjual," lanjut sigit.
Sigit menyebut, sebetulnya secara kondisi ekonomi, harga minyak memang sedang naik. Dia tidak menampik bahwa Kebijakan satu harga oleh pemerintah pusat ini akhirnya berpengaruh pada kelangkaan stok minyak goreng kemasan.
"Ya bagaimana lagi, produsen minyak hingga distributor tentu juga tidak ingin merugi," kata dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Geram Mafia Peradilan, Sahroni Minta Kejagung Bongkar Habis Suap Vonis Lepas Kasus CPO
-
Kejagung Endus Pihak Lain yang Ikut Kecipratan Duit Suap Vonis Lepas Perkara Korupsi Migor
-
Ketua PN Jaksel Lakukan Perampokan Keadilan Paling Brutal
-
Sumber Dana Suap Hakim Pada Vonis Lepas Kasus Korupsi Minyak Goreng Terungkap, Siapa Dalangnya?
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan