Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 27 Agustus 2025 | 21:55 WIB
Kagiatan Forum Smart City Nasional 2025 di Hotel Tentrem Yogyakarta, Rabu (27/8/2025). [Hiskia/Suara.com]
Kesimpulan
  • Jogja jadi tuan rumah Forum Smart City 2025
  • Pemkot akan mengoptimalkan JSS yang sudah dibangun
  • Sistem satu website terpadu sangat dibutuhkan di era ini
[batas-kesimpulan]

SuaraJogja.id - Kota Yogyakarta menjadi tuan rumah Forum Smart City Nasional 2025 yang berlangsung pada 26–27 Agustus 2025.

Tak hanya isapan jempol belaka, Kota Yogyakarta pun sudah memulai upaya menuju smart city itu melalui Jogja Smart Service (JSS) sebagai layanan digital terintegrasi.

Layanan publik ini disebut menjadi representasi 'Balai Kota di dunia maya' yang mempermudah masyarakat mengakses layanan publik.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta, Ignatius Trihastono menegaskan bahwa smart city bukan sekadar soal digitalisasi.

Lebih dari itu smart city merupakan penyederhanaan layanan.

"Smart city itu kita lebih cenderung membawa pada definisi gerakan, bagaimana kita membuat semua proses baik itu proses layanan, relasi antar publik, pemerintah dengan masyarakat itu menjadi lebih sederhana," kata pria yang akrab disapa Kelik itu ditemui Rabu (27/8/2025).

Menurut Kelik, digitalisasi hanyalah salah satu instrumen untuk menuju penyederhanaan itu.

Namun di Kota Yogyakarta, tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap kualitas layanan membuat gerakan smart city tak bisa ditawar lagi.

"Contoh digitalisasi dalam smart city, Jogja Smart Service. Sebuah layanan besar, bisa dikatakan balai kota di dunia maya tetapi terintegrasi. Jadi tidak sekadar heran tapi mudah memanfatkan, friendly dan kemudian berdampak memangkas jarak waktu biaya dan satu lainnya," ucapnya.

Baca Juga: Seni Bertemu Data: Pameran 'Life Behind Data' Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Indonesia di Jogja

Mulai Program Satu Data

Selain JSS, Pemkot Yogyakarta juga sudah mulai mengawali program satu data melalui pengelolaan data sektoral hingga mikro. Data ini dipakai untuk profiling kondisi masyarakat, termasuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga.

"Profiling data makro, yang berupa angka tadi ke dalam di mana data itu ada, siapa, kondisinya seperti apa, kemudian satu subjek data itu akan bisa disimpulkan memerlukan intervensi apa saja," ujarnya.

Ditambahkan, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang menyoroti soal pentingnya integrasi data agar layanan digital seperti JSS makin optimal.

Hasto menegaskan pentingnya pembangunan sistem satu website terpadu. Hal itu dapat digunakan untuk menyatukan data pemerintah pusat hingga daerah.

Menurutnya, langkah ini mendesak karena selama ini ego sektoral antarinstansi masih menjadi penghambat integrasi data.

Load More