Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Selasa, 22 Februari 2022 | 16:10 WIB
Pedagang minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Surati, Minggu (20/2/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), Perindustrian dan Perdagangan (Dinkop, UKM, dan Perindag) Kabupaten Bantul melaksanakan pemantauan ketersediaan minyak goreng di pasar-pasar tradisional. Dari hasil pemantauan ditemukan kelangkaan minyak goreng.

"Kami kemarin melakukan pemantauan ke pasar-pasar tradisional, memang ditemukan kelangkaan minyak goreng di pedagang," ungkap Kepala Dinkop UKM Perindag Bantul Agus Sulistiyana, Selasa (22/2/2022).

Tak hanya itu, bahkan kelangkaan minyak goreng juga di tingkat distributor. Atas temuan tersebut, jajarannya telah berkomunikasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY.

"Kekosongan minyak goreng juga terjadi di distributor di Bantul. Oleh karena itu, hasil pemantauan kami laporkan ke Disperindag DIY lalu diteruskan ke pusat," katanya.

Baca Juga: Targetkan Jadi Kabupaten Layak Anak, Disdikpora Bantul Deklarasikan Sekolah Ramah Anak

"Distributor minyak goreng di Bantul saat ini kosong. Kemarin saya cek di sebelah barat Pasar Bantul dan alfamidi kosong, barangnya tidak ada," ujarnya.

Agus berharap agar laporan itu segera ditindaklanjuti.

"Harapan kami ada tindak lanjutnya atas laporan itu," katanya.

Ia menyatakan, jika dalam waktu dekat ini, pemerintah pusat akan mengucurkan kembali minyak goreng ke daerah-daerah. Namun, penyalurannya melalui Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

"Tapi jadwalnya kami belum tahu kapan (distribusi minyak goreng dari pusat), terakhir tanggal 16 Februari kemarin. DIY mendapat sekitar 16.000 ton liter minyak goreng," terangnya.

Baca Juga: Pasien Tambahan Lebih Banyak dari yang Sembuh, Bantul Catat 3.856 Kasus Aktif Covid-19

Mengenai masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional, menurutnya, itu karena sebagian pedagang masih mempunyai stok lama. Apabila stok lama sudah habis maka harus menjual stok baru seharga Rp14.000 per liter.  

"Sekarang ini harganya masih bervariasi karena pedagang memiliki dagangan stok lama. Nanti ketika stok lama sudah habis, lalu memakai stok baru dan harganya sesuai yang telah ditetapkan pemerintah Rp14.000 per liter," papar dia.

Kelangkaan minyak goreng, sambung Agus, menjadi persoalan nasional, tidak hanya di Bumi Projotamansari. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying terhadap minyak goreng.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak panic buying karena ini sangat mempengaruhi ketika mereka membeli (minyak goreng) di luar batas kewajaran," katanya.

Load More