
SuaraJogja.id - Warga Pedukuhan Jodog dan Karangasem, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul punya cara unik untuk menarik wisatawan. Mereka menawarkan wisata keliling desa menggunakan gerobak yang ditarik dua ekor sapi.
Pengelola Jodog Karangasem Wisata (Jodogkarta) Tri Iswanto mengatakan, ide untuk berwisata menggunakan gerobak sapi bermula dari pemilik gerobak sqpi yang kerap berkumpul di lapangan Jodog. Lantas daripada hanya sekadar berkumpul saja, mereka punya ide tersebut.
"Tiap Minggu Pon memang ada pertemuan paguyuban gerobak sapi di Lapangan Jodog. Eman-eman (sayang) kalau cuma kumpul-kumpul dan ternyata banyak orang yang penasaran gimana rasanya naik gerobak sapi," kata Tri kepada awak media, Rabu (23/2/2022).
Menurut dia, selain karena banyak orang yang penasaran. Sekarang ini gerobak sapi sudah tak lagi digunakan untuk mengangkut manusia ataupun barang.
Baca Juga: Besok Wisatawan Singapura Datang ke Batam, Nongsa Sensation Sediakan Paket Wisata Khusus
"Gerobak kan dulunya alat transportasi tradisional yang pernah jaya di untuk mengangkut manusia dan barang tapi saat ini sudah tidak lagi. Dan daripada gerobaknya cuma dipajang di rumah, lebih bagus dimanfaatkan," terangnya.
Sejauh ini wisata dengan gerobak sapi baru dilaksanakan setiap Minggu sejak Januari 2022 kemarin. Sebenarnya, pihaknya sudah lama ingin merealisasikan wisata ini.
"Tapi karena ada pandemi dilarang oleh pemerintah maka baru bisa terealisasi pada Januari kemarin," katanya.
Setelah resmi diluncurkan, ternyata mendapat antusias yang banyak dari masyarakat. Untuk bisa naik gerobak sapi dikenakan tarif Rp70.000.
"Itu untuk satu gerobak sudah bisa dinaiki lima orang dewasa. Kalau anak-anak tujuh orang," ucap dia.
Baca Juga: Isu Mafia Visa di Bali, Kemenkumham Turunkan Tim ke Beberapa Agen Perjalanan
Untuk rute dimulai dari Lapangan Jodog kemudian berkeliling di seputar Padukuhan Jodog dan Karangasem. Wisatawan akan menikmati suasana dusun dan persawahan.
"Lama durasi keliling rutenya sekitar 25 menit. Kalau Minggu Pon lalu lintas padat jadi dilewatkan jalan yang tidak macet," katanya.
Ke depannya, sambung Tri, wisata dengan gerobak sapi tidak hanya bisa ditemui setiap Minggu Pon saja. Namun, bisa dinikmati kapan saja asal booking beberapa hari sebelumnya.
"Memang banyak permintaan itu tapi sedang disusun, jadi tidak harus menunggu Minggu Pon dulu. Tetapi bisa sewaktu-waktu tapi harus pesan seminggu sebelumnya. Sudah ada nomor kontak yang bisa dihubungi," paparnya.
"Pengunjung bisa memilih rute yang mau dituju karena ada sejumlah destinasi. Destinasinya antara lain budidaya ikan hias, pandai besi, gunung cilik, dan ada petilasan gilang lipuro," tambahnya.
Berita Terkait
-
8 Kuliner Khas NTB yang Harus Dicicipi Wisatawan saat Berlibur ke Lombok
-
Unik! Tradisi Sesaji Rewanda: Wisata Kuliner Ekstrem Kera di Goa Kreo, Semarang
-
7 Rekomendasi Makanan Khas Binjai, Terlalu Enak untuk Dilewatkan
-
Liburan Segar di Klaten, Ini Dia 5 Umbul Terbaik dengan Air Super Jernih
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu