SuaraJogja.id - Di saat berbagai negara di dunia mengecam tindakan militer Rusia di Ukraina, Pemerintah China menolak menyebutnya sebagai invasi. Justru Amerika Serikat yang disalahkan karena disebut telah menyulut api dalam konflik geopolitik tersebut.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhadi Sugiono menilai bahwa sikap China tidak bisa lantas dikategorikan sepenuhnya salah. Hal tersebut melihat dari perundingan awal tentang permintaan Rusia untuk menolak Ukraina masuk ke NATO diabaikan Amerika.
"Ya sebenarnya tidak sepenuhnya salah juga gitu karena Amerika di awal perundingannya kan memang Rusia menekankan, 'Saya [Rusia] itu butuh jaminan kamu [Amerika] tidak akan masukkan Ukraina ke NATO,' tetapi karena Amerika mengatakan, 'Saya enggak mau itu,' sama sekali tidak mau menerima concern Rusia tentang keanggotaan itu," kata Muhadi saat dihubungi awak media, Sabtu (26/2/2022).
"Jadi tetap saja itu kemudian Amerika tetap membuka ruang untuk Ukraina menjadi anggota NATO. Nah itu yang menurut saya merupakan kesalahan fatal gitu ya," sambungnya.
Baca Juga: Rusia Batasi Akses Facebook Dan Menekan Media Terkait Pemberitaan Ukraina
Disampaikan Muhadi, situasi yang terjadi sekarang kemudian mirip dengan sejarah Teluk Babi, di mana hampir terjadi perang nuklir di era kepemimpinan Presiden Kennedy.
"Coba dibayangkan kalau kita kembali ke tahun 60-an itu insiden Teluk Babi, apa yang terjadi? Karena Rusia waktu itu Uni Soviet ingin membangun pangkalan militer di Kuba, Amerika mau enggak? Enggak mau," terangnya.
Sama halnya ketika Amerika butuh jaminan keamanan negaranya saat itu begitu juga Rusia sekarang. Tergantung dari jaminan itu yang kemudian akan membuat durasi invasi Rusia ke Ukraina akan lebih lama atau bisa segera diselesaikan.
"Ya Putin sebenarnya membutuhkan jaminan itu. Jadi seperti akhirnya dia menginvasi Donetsk sekarang atau sebelumnya, dia ingin memastikan dia memperoleh jaminan itu. Dan dia berusaha supaya pemerintah di Kiev itu juga adalah pemerintahan yang bisa setidak-tidaknya bekerjasama dengan Rusia," ungkapnya.
Tentang potensi konflik yang merember ke Taiwan dan Korea atau bahkan China, kata Muhadi, sebenarnya khusus untuk China ada di situasi yang sama dengan Rusia. China merasa dikepung baik oleh negara lain terkhusu Amerika.
"Artinya dengan cara seperti itu bagi China dia punya simpati kepada Rusia gitu bahwa Rusia itu melakukan invasi ke sana itu tidak bisa dibenarkan betul. Tetapi ada preteksnya ada faktor yang kemungkinan yang mendorong Rusia itu melakukan itu. Dan proses negosiasi itu sebelumnya juga sudah dilakukan tapi mentok karena jaminan itu," urainya.
Berita Terkait
-
Reporter TV Pro-Putin Tewas Diledakkan Ranjau di Perbatasan Rusia-Ukraina
-
Serangan Drone Rusia Hantam Kampung Halaman Zelenskiy Usai Negosiasi Damai
-
Gedung Putih Klaim Kesepakatan dengan Rusia dan Ukraina, Zelensky: Moskow Berbohong!
-
AS Tawarkan Perjanjian Mineral Baru ke Ukraina: Trump Ingin 'Lindungi' Pembangkit Nuklir?
-
Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Ukraina? Kemlu RI Buka Suara
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital