SuaraJogja.id - Deretan lapak berukuran 2x2 meter yang berada di halaman timur Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY dipenuhi pembeli dari berbagai daerah, Senin (28/2/2022). Lapak yang berisi barang-barang antik, mulai dari cincin, batu akik, uang kuno, keris hingga buku-buku novel dan komik keluaran tahun 1980-2000-an silih berganti didatangi masyarakat.
Seorang pria 35 tahunan, menjelaskan barang miliknya berupa koin-koin kuno dari Indonesia hingga luar negeri kepada pembeli. Tak hanya itu, uang mulai dari zaman VOC hingga uang koin dari Arab dijual di dalam kotak putih di dalam lapak tempatnya.
Aktivitas di kompleks Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY ini merupakan even bernama Pasar Kangen yang sudah dua tahun vakum tak digelar di Kota Pelajar. Pandemi Covid-19 menjadi alasan even menjual barang antik dan kuno ini ditiadakan.
Beruntung, dua tahun tak digelar, pada 2022 ini para kolektor dan pedagang barang kuno bak mendapat angin segar. Seperti yang dirasakan Bagus Manggala, warga asal Magelang yang berdomisili di Bantul ini cukup senang bisa kembali berkumpul dan bertemu dengan kolektor.
Baca Juga: Kasus Penipuan Online Marak Terjadi di Jogja, Polresta: Cek Kembali Rekening Usai Terima Transferan
"Ya dua tahun vakum, dan tahun ini digelar lagi. Rasanya senang bisa bertemu dengan orang lain dan juga kolektor di sini," kata Bagus ditemui suarajogja.id, Senin (28/2/2022).
Bagi Bagus, membuka lapak senilai Rp150 ribu di even Pasar Kangen ini bukan sekadar berjualan, namun ia bisa bertemu dengan orang lain dan mengedukasi serta membagi ilmu barang antik yang dia miliki kepada orang lain.
"Kalau untung dari penjualan kan tidak hanya membuka lapak saja, saya ada kios di Pasar Gabusan, Bantul. Saya juga menjual secara online. Nah di sini bisa bertemu banyak orang, kalau ada yang bertanya-tanya saya malah lebih senang," ujar pria yang sudah kerap mengikuti even seperti ini sejak 2016 lalu.
Tak hanya di Jogja, Bagus sudah melanglang buana hingga ke Jakarta dan Surabaya untuk memenuhi hobinya ini. Pameran barang antik kerap dia ikuti untuk mencari dan membagikan pengetahuan terkait barang lawas.
Memulai sejak SMP, ayah dua anak itu pertama kali mengoleksi koin-koin Indonesia. Tak jarang dia mengeluarkan kocek tinggi untuk mendapatkan koin yang langka.
"Saya sempat iseng menjual koin-koin ini. Dan ternyata laku, nah mulai dari situ, selain sekolah saya juga menjual barang langka ini," ujar ayah dua anak itu.
Berita Terkait
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Persekutuan Berdarah: Sultan Kutai dan Raja Wajo Bersatu Lawan VOC, Apa yang Terjadi di Selat Makassar?
-
Siapa Kolektor Hermes Terbanyak di Dunia? Ternyata Sosok Sosialita Sahabat Maia Estianty
-
Daftar Koleksi Barang Antik Fadli Zon Senilai Miliaran, Ada Buku Ditandatangani Tokoh PKI
-
Santri Terima Roti dari Istri Gus Miftah Sambil Berjongkok, Publik Geram: Ini Reka Adegan VOC dan Pribumi Ya?
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu