SuaraJogja.id - Dari total kapasitas hingga 84 orang, selter utama untuk penanganan pasien COVID-19 di Kota Yogyakarta kini hanya ditempati oleh sekitar 10 pasien, seperti disampaikan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengemukakan.
“Dari tiga selter yang disiapkan, hanya satu selter yang saat ini masih menampung pasien. Jumlahnya pun tidak banyak,” kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Okto Heru Santosa di Yogyakarta, Senin.
Kota Yogyakarta mengoperasikan tiga selter untuk penanganan pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang tidak bisa menjalani isolasi mandiri di rumah, yaitu di Tower 1 dan Tower 2 Rusunawa Bener dan di Rusunawa Gemawang.
Menurut Okto, puncak keterisian selter penanganan pasien COVID-19 di Kota Yogyakarta terjadi pada pekan kedua dan ketiga Februari 2022. Bahkan saat itu sempat ada antrean pasien untuk masuk ke Tower 1 di Rusunawa Bener.
“Saat itu sempat ada antrean 29 pasien, sehingga dilakukan perubahan strategi pengisian tiap unit rusunawa dan kemudian Tower 2 dioperasikan, tetapi hanya terisi untuk unit di lantai dua dan tiga saja,” katanya.
Jika selter tidak mampu menampung, katanya, maka pasien akan dialihkan ke selter penanganan yang dikelola oleh Pemerintah DIY, yaitu di Hotel Mutiara.
Sesuai kebijakan operasional, lantai satu di setiap selter diprioritaskan diisi oleh lansia, ibu hamil dan anak-anak, sedangkan lantai di atasnya digunakan untuk warga lain.
Okto menjelaskan, pasien yang dirawat di selter tidak hanya warga Kota Yogyakarta, tetapi ada pula pelaku perjalanan dari luar daerah yang menjalani isolasi di selter tersebut.
“Pada awal Februari, justru banyak pelaku perjalanan dari luar daerah yang memanfaatkan selter isolasi karena saat akan kembali ke daerah asal justru mendapat hasil positif tes COVID-19,” katanya.
Baca Juga: 191 Orang Sembuh, Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Turun
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan grafik kasus aktif menunjukkan tren penurunan dan sudah melewati puncak kasus.
“Saat ini, temuan kasus berkurang, tetapi kami tetap melakukan testing terhadap kontak erat meskipun memang ada penurunan untuk testing mandiri dari masyarakat,” katanya.
Berdasarkan data, hingga Minggu (20/3) terdapat 790 kasus aktif di Kota Yogyakarta atau berkurang dibanding Sabtu (19/3) dengan 838 kasus aktif. [ANTARA]
Berita Terkait
-
191 Orang Sembuh, Kasus Aktif Covid-19 di Bantul Turun
-
Harapan Jogja Ubah Status Pandemi Jadi Endemi, Begini Kata Dinkes
-
Penderita Covid-19 Berkurang 227 Orang, Dinkes Gunungkidul Sebut Kasus Cenderung Menurun
-
DIY Terbanyak Keempat, Kasus Meninggal Akibat Covid-19 di Indonesia Tambah 199 Jiwa
-
Kasus Covid-19 di Jogja Turun Jelang Ramadan, Wawali Harap Masyarakat Tetap Waspada
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik