SuaraJogja.id - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mengatakan bahan bakar minyak jenis Pertamax merupakan barang yang tidak disubsidi oleh negara sehingga kebijakan harga sudah sewajarnya ditentukan oleh badan usaha dalam hal ini Pertamina.
Menurut dia, harga jual BBM Pertamax saat ini sudah tidak sehat karena terpaut jauh dengan keekonomiannya. Sekarang Pertamax dijual Rp9.000 per liter, sedangkan harga keekonomiannya lebih dari Rp14.000.
“Dijelaskan saja (kondisinya). Pada harga Rp9.000, siapa yang mau nalangi itu (selisihnya),” kata Agus Pambagyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Agus Pambagyo menegaskan terkait penentuan harga BBM nonsubsidi, pemerintah tidak perlu ikut campur. Ia bahkan menilai pemerintah terkesan takut terhadap opini yang berkembang di masyarakat dengan rencana kenaikan harga Pertamax.
Padahal, lanjut dia, pemerintah sebaiknya menyikapi hal itu dengan penuh tanggung jawab yaitu dengan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat tentang status BBM Pertamax yang tidak disubsidi.
"Jelaskan saja ke publik bahwa Pertamax itu bukan barang subsidi,” katanya.
Pertamina tercatat sudah lebih dari dua tahun tidak menyesuaikan harga Pertamax dengan harga minyak mentah sebagai bahan bakunya. Sementara pesaingnya yang menjual BBM sekelas Pertamax dengan kadar oktan (RON) 92, telah beberapa kali menaikkan harga, mengikuti tren kenaikan harga minyak mentah dunia beberapa bulan terakhir.
Sebagai gambaran mayoritas SPBU Pertamina menjual Pertamax Rp9.000 per liter. Sedangkan Vivo menjual Revvo (RON 92) sebesar Rp11.900 per liter, BP menjual BP 92 sebesar Rp12.500, dan Shell menjual Super pada harga Rp12.990 per liter.
Juru Bicara Kementerian BUMN Arya M Sinulingga, sebelumnya menyatakan pihaknya mendukung agar harga Pertamax diatur ulang mengikuti perkembangan saat ini.
Baca Juga: Temukan 10 Jerigen Diduga Berisi BBM, Polisi Periksa Supir Pikap yang Terbakar di SPBU Bantuas
“Dengan harga saat ini, Pertamina telah menyubsidi Pertamax. Dan ini jelas artinya, Pertamina menyubsidi mobil mewah yang memakai Pertamax,” ujar Arya.
Berita Terkait
-
Pantau Perkembangan Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina, Menteri ESDM Terkait Harga Pertamax: Kita Lihat Semester II
-
Siap-siap, Pemerintah akan Segera Naikkan Harga Pertamax
-
Sesuaikan Harga Minyak Internasional, Menteri ESDM Sebut Belum Akan Naikkan Harga Pertamax
-
Kenaikan Harga Pertamax Dekati Level Keekonomian Dinilai Realistis
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik