Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Sabtu, 02 April 2022 | 10:46 WIB
Kompleks rumah dome atau sering disebut rumah teletubbies yang berlokasi di Dusun Nglepen, Sumberharjo, Prambanan, Sleman dilanda banjir. [Dok BPBD Sleman]

Tambahan terakhir, Makwan menyebut ada dua masjid yang bagian bangunannya rusak akibat diterpa angin kencang dan hujan deras. Selain itu, ada empat titik longsor, dan sejumlah sekolah mengalami kerusakan.

"Total sekolah terdampak kerusakan ada 24 unit. Terdiri dari TK, PAUD milik swasta, dua SMP milik pemerintah," urainya.

Ia mencatat, ada sekitar 450 batang pohon tumbang selama tiga bulan cuaca ekstrem terjadi di Bumi Sembada. Angin kencang setidaknya telah menyebabkan kerugian sekitar Rp1,1 miliar.

Sementara itu banjir terpantau ada 14 kali kejadian dan menyebabkan kerugian sekitar Rp120 juta. Ditambah banjir lahar sebanyak tiga kali kejadian, memunculkan kerugian sekitar Rp12 juta.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Makin Sering Terjadi di Indonesia, BMKG Ingatkan Adanya Bencana Akibat Iklim yang Berubah

Sebanyak 23 kali peristiwa longsor juga mencatatkan kerugian Rp230 juta di Kabupaten Sleman. Menyusul kemudian petir, yang menghentak sebanyak lima kali menyebabkan kerugian Rp47 juta.

Makwan menyatakan, sebelum peristiwa bencana terjadi, pihaknya sudah menyosialisasikan dan menyampaikan peringatan dini dari BMKG. Baik itu kepada pemangku wilayah, kapanewon, kalurahan hingga relawan. Tujuannya, sebagai bentuk antisipasi kesiapsiagaan dan persiapan aktivasi posko.

"Memang ada keterbatasan kami, tapi mudah-mudahan dengan adanya kejadian-kejadian ini, masyarakat lebih care," terangnya.

Semua penanganan bencana yang dilakukan saat ini, mengambil dana rutin dari APBD BPBD Sleman. Dengan kata lain, anggaran BTT sebanyak Rp47 miliar masih belum digunakan untuk penanganan bencana cuaca ekstrem.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta BMKG Warjono mengungkap, musim pancaroba masih akan berlangsung hingga April mendatang. Diperkirakan Kabupaten Sleman akan memasuki musim kemarau pada dasarian 3.

Baca Juga: Detik-detik Mencekam Hujan Disertai Angin Kencang Menerjang Kediri

"Atau setelah tanggal 20-an," kata dia.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More