SuaraJogja.id - Terkait klitih di Gedongkuning, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa tindakan pidana tersebut harus tetap diproses secara hukum sekalipun pelaku masih di bawah umur. Pernyataan itu kemudian mendapat sorotan dari pegiat media sosial yang juga dikenal sebagai peneliti budaya pesisiran, Rumai Abbas.
Melalui cuitan pada Selasa (5/4/2022), Rumail Abbas teringat pada ucapan Sri Sultan pada Januari 2022 lalu, di mana ia mengaku curiga bahwa kabar maraknya klitih sengaja dibesar-besarkan.
"nDoro Sultan waktu itu (Januari 2022) ngendika: klitih cuma dibesar-besarkan, dan curiga ini by design," tulis Rumai Abbas.
Sementara itu, untuk kasus klitih di Gedongkuning kali ini, Sultan memberi pernyataan yang kontras. Ia menegaskan bahwa proses hukum harus dijalankan sekalipun pelaku masih anak-anak.
Baca Juga: 5 Fakta Terkait Fenomena Klitih yang Marak di Jogja, Lahir dari Geng Pelajar
Mengomentari pernyataan itu, Rumail Abbas mengaitkannya dengan fakta bahwa korban meninggal dari kejadian klitih di Gedongkuning merupakan anak pejabat.
"Semalam ada korban klitih meninggal, dan ternyata korban adalah anak dari ketua fraksi partai. nDoro sultan ngendika:" tambahnya, menyertakan tangkapan berita dengan judul yang berisi pernyataan Sultan.
Kurang dari lima jam sejak dibagikan, kicauan Rumail Abbas telah disukai lebih dari 6.000 warganet dan mendapat sekitar 2.000 retweets. Sebagian besar warganet berpikiran sama dengannya. Namun, banyak juga yang menyambut positif pernyataan tegas Sultan menanggapi klitih kali ini.
Diketahui, pada akhir Desember 2021 lalu, ketika warga Jogja lagi-lagi diresahkan dengan klitih, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyempatkan diri sowan atau bertemu dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Menurut Andika, DIY punya reputasi yang bagus soal keamanan. Karenanya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan munculnya isu kerawanan keamanan di Yogyakarta yang mengemuka.
Sementara itu, Sultan sendiri menduga, isu klitih sengaja dibesar-besarkan pihak tertentu supaya citra aman dan nyaman Jogja rusak.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku Jogja Bab Getih dan Klitih, Ketika Kemanusiaan Tergerus Kekerasan
-
Siapa Rumail Abbas? Berani Kuliti Latar Belakang Dosen-Dosen di Gerakan Tandingan Kritik Jokowi
-
Muncul Gerakan Akademisi Tandingan yang Kritik Jokowi, Dua Tokoh Ini Kuliti Latar Belakangnya: Ngaku Dosen UI Ternyata
-
Seret Sajam Di Jalanan, Gibran Geram Siap Habisi Pelaku Klitih yang Tertangkap
-
Gibran Murka Siap Habisi, Pelaku Klitih yang Viral Seret Pedang di Jalan Ditangkap
Tag
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD