SuaraJogja.id - Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mengecam aksi kejahatan jalanan klitih yang terjadi di Yogyakarta dan akan melakukan pendampingan psikososial bagi remaja yang melihat atau jadi korban dari tindakan tersebut.
"Kita perlu mengecam perbuatan klitih yang mayoritas dilakukan oleh pelajar, dan meminta seluruh elemen mulai dari teman sebaya, keluarga, organisasi masyarakat, tenaga pendidik, dan pihak yang berwajib untuk secara kolektif menangani klitih secara serius," ujar Ketua IPM Yogyakarta Racha Julian Chairurrizal dalam keterangan tertulis seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (6/4/2022).
Ia mengatakan fenomena kejahatan jalanan ini merupakan permasalahan sosial yang kompleks dan diperlukan sinergi semua pihak untuk meminimalisasi dan mencegah adanya kasus serupa.
Menurutnya, strategi taktis perlu dimasifkan untuk menurunkan angka kejahatan jalanan di Yogyakarta. Ia meminta agar pemerintah setempat serius dalam menangani fenomena ini dan tak menganggap hanya sebatas kenakalan remaja biasa.
Baca Juga: Salah Seorang Siswanya Tewas Usai Kena Klitih di Gedongkuning, Kepala SMA Muhammadiyah 2: Kami Syok
"Dengan kedaruratan yang sedemikian rupa, saya pikir, Pemerintah DIY untuk secara tegas menangani kasus ini dengan strategi aksi yang tidak bertele-tele dan membuat jera," katanya.
Sementara itu, Ketua Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah DIY Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik Muhammad Yasir Abdad mengatakan IPM tengah menyiapkan skema psikososial bagi mereka yang melihat langsung kejadian perkara seperti pembacokan dan penganiayaan lain yang menyebabkan trauma.
"Tentu dalam hal ini kami juga akan melakukan audiensi dengan KPAI dan Aisyiyah untuk menyiapkan tim khusus yang kompeten dalam proses pendampingan trauma," katanya.
Menurutnya, fenomena klitih yang menjadi citra buruk bagi Yogyakarta, mengharuskan semua pihak untuk turut andil dalam menekan angka kejahatan jalanan yang dilakukan oleh remaja tersebut.
Ia memandang kemampuan melihat inti pokok permasalahan sosial dan menyiapkan langkah strategis yang menyentuh langsung para pelajar perlu diperbanyak agar pelajar di DIY semakin sadar bahwa kebutuhan rasa aman masyarakat merupakan tanggung jawab bersama.
"Selain itu, strategi jangka panjang yang juga kami siapkan adalah membentuk satuan tugas yang memberikan pendidikan sosial berbasis penyaluran kemampuan bagi pelajar di DIY agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif," ucapnya.
Berita Terkait
-
Benarkah Muhammadiyah Pelopor Modernisasi Halal Bihalal di Indonesia? Ini Faktanya
-
Adab Sambut Salat Idul Fitri, Berhias hingga Pakai Wangi-wangian
-
Promo Alfamart Spesial Idulfitri, Dapatkan Minyak Goreng dengan Harga Murah
-
Temui Pramono, Petinggi Muhammadiyah Curhat Mau Bangun Kampus Baru di Jakbar
-
Cara Menentukan Lebaran Idul Fitri Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat
-
Kurangi Kendaraan Pribadi Saat Arus Balik, Menhub Lepas 22 Bus Pemudik di Giwangan
-
Puncak Arus Balik H+3 dan H+4, 350 Ribu Kendaraan Tinggalkan DIY
-
Gunung Merapi Masih Luncuran Ratusan Lava, Simak Aktivitas Terkini Sepekan Terakhir