SuaraJogja.id - Lima orang pelaku penganiayaan di sekitar Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta yang menewaskan Daffa Adzin Albazith (17) pada Minggu (3/4/2022) dini hari lalu berhasil ditangkap.
Lima pelaku yang berhasil diamankan itu adalah FAS alias C (18) pelajar asal Sewon, Bantul sebagai Jongki Nmax. AMH alias G (19), mahasiswa asal Depok, Sleman. MMA alias F (20), pengangguran asal Sewon, Bantul sebagai pembonceng Nmax di tengah. HAA alias B (20) mahasiswa asal Banguntapan, Bantul, RS alias B (18) pelajar asal Mergangsan, Yogyakarta sebagai eksekutor.
Dalam pemeriksaan yang telah dilakukan diketahui bahwa kelima pelaku tersebut tergabung dalam satu geng pelajar di Yogyakarta.
"Kelompok pelaku ini berasal atau nama grupnya saya tidak sebutkan ya. Saya kasih inisial M, nanti terlalu geer mereka karena salah satu cita-cita kelompok-kelompok ini adalah pengen ngetop. Makin kita sebut makin senang dia," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada awak media, Senin (11/4/2022).
Baca Juga: 5 Fakta Terkait Fenomena Klitih yang Marak di Jogja, Lahir dari Geng Pelajar
"(Kalau disebut) makin seperti kita berikan kesempatan mereka untuk melakukan hal-hal untuk melakukan proses pembelajaran, untuk semacam ospek senior menyuruh juniornya, ada kecenderungan seperti itu berdasarkan fakta kasus-kasus yang terjadi di wilayah Polda DIY," sambungnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan saat ini masih banyak geng pelajar yang ada di wilayah DIY. Bahkan dari pendataan yang sempat dilakukan hampir di setiap sekolah di DIY memiliki geng.
"Jumlah anggota geng, jumlahnya banyak hampir di setiap sekolahan di DIY ada gengnya," ujar Yuli.
Namun memang, dari berbagai geng pelajar yang ada di DIY itu belum semuanya bersifat brutal. Dalam artian tidak melakukan berbagai tindakan destruktif atau bahkan membahayakan nyawa.
"Memang hanya sifatnya (geng) yang masih manis-manis atau ada yang sudah berputar brutal. Seperti geng M ini faktanya brutal yang bersangkutan ya," tegasnya.
Yuli mengaku belum bisa merinci secara pasti keseluruhan jumlah anggota geng pelajar yang ada saat ini. Terlebih geng-geng yang sifatnya sudah tergolong brutal.
"Saya belum bisa katakan secara pasti untuk yang brutal. Tapi kan dari beberapa geng yang ada di DIY ini, beberapa kali tertangkap indikasinya itulah yang brutal," jelasnya.
Maka dalam kesempatan ini, Yuli meminta orang tua untuk berperan aktif dalam menekan angka kejahatan jalanan. Salah satunya dengan mengawasi pergaulan anak-anaknya di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
"Kita menyampaikan kepada orang tua yang masih anaknya masih di tingkat SMK, SLTA, SMA, yang ada indikasi terlibat geng sekolah supaya disuruh berhenti," imbaunya.
Walaupun memang, kata Yuli, jajaran kepolisian sudah memiliki data geng-geng sekolah tersebut. Namun pihaknya tidak bisa melakukan penindakan ketika tidak terjadi tindak pidana.
Sehingga peran orang tua dan sekolah di sini sangat penting untuk dapat mengantisipasi potensi hal-hal negatif dikemudian hari. Bahkan, bukan hanya geng sekolah saja yang perlu diwaspadai tetapi juga geng lintas sekolah.
"Bukan hanya geng sekolah tapi ada juga geng-geng yang sifatnya lintas sekolah, ada juga, itu juga pergaulan-pergaulan yang mungkin lebih banyak mengarah ke hal yang negatif," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Gegara Tegur Pria Pakai Knalpot Brong di Area IGD, Satpam RS di Bekasi Dianiaya Hingga Kejang
-
Aliansi Indonesia Youth Congress Desak Imigrasi Batam Deportasi WNA Pelaku Penganiayaan
-
ART Dianiaya Majikannya di Jakarta, Luka Lebam Korban Dicurigai Keluarga usai Mudik ke Kampung
-
Samson Tewas Dianiaya, Ini Alasan Para Tersangka Tak Ditahan Polisi
-
Enggak Dikasih Minuman Kaleng untuk Oplos Miras, Pria di Ciledug Tega Sabet Pemilik Warung dengan Parang
Tag
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta
-
Arus Balik Melandai, Tol Tamanmartani Resmi Ditutup, Polda DIY Imbau Pemudik Lakukan Ini
-
Kembali ke Pasar Tradisional, Hadiri Record Store Day Yogyakarta 2025 dengan Rilisan Fisik
-
Sejumlah Korban Kekerasan Seksual Guru Besar Farmasi Trauma, Ini yang Dilakukan UGM
-
Sambut Laga PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Pascarenovasi, Pemkab Sleman Lengkapi Fasilitas