Awalnya, Yati bersama suami berjualan di bahu-bahu Jalan Malioboro. Ia tak menampik bahwa hal itu sangat berbahaya karena dapat melukai pedagang.
"Lalu ada penataan agar kami berpindah, tapi saat itu petugas tidak memberikan solusi. Lha terus nasib kami bagaimana? Akhirnya ada penolakan dari pedagang dan didengar oleh wali kota Yogyakarta waktu itu, Herry Zudianto," kata Yati, ditemui di lapak miliknya yang berada di Teras Malioboro 1, Jumat (4/3/2022).
Sang wali kota saat itu memanggil para pedagang yang menolak dipindah. Yati mengisahkan, Herry Zudianto memberikan kontrol penuh agar pedagang masih bisa berjualan, tetapi dengan catatan--jangan memilih lokasi di Jalan Malioboro lagi.
Rembug antarpedagang bersama Pemkot Yogyakarta kala itu menemukan kesepakatan. Pedagang kuliner, termasuk Yati, ditempatkan di utara Kantor DPRD DIY sisi timur.
Meski sudah disepakati, masih saja ditemui kendala. Perangkat kelurahan tak setuju. Pasalnya, ketika ingin berjualan harus ada izin. Yati bersama rombongan pedagang melakukan audiensi dengan pihak kelurahan, termasuk RT dan RW, dan juga Wali Kota Yogyakarta.
Perundingan alot tersebut akhirnya menghasilkan kesepakatan baru. Pihak kelurahan memberikan izin berjualan, dan pedagang berkomitmen menjaga lingkungan jualannya.
Usai tarik ulur aturan dan aktivitas berjualan, Yati serta para pedagang lainnya dapat berjualan cukup nyaman. Warga Kelurahan Dagen, Kemantren Gedongtengen ini berjualan di lokasi yang cukup strategis, selalu menarik para wisatawan untuk membeli pakaian atau aksesoris di sepanjang Malioboro.
Peningkatan pendapatan pedagang di Malioboro sebelum relokasi sudah lebih dari cukup. Bahkan tak hanya pedagang, penghuni lain Malioboro, seperti pedagang asongan hingga pendorong gerobak, mendapatkan dampak yang cukup baik.
Pendorong gerobak Malioboro diadang tantangan, menyerah jadi pantangan
Hal itu diakui oleh Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro (PPGM) Kuat Suparjono saat ditemui di sekretariat PPGM, Kampung Kuncen, Kemantren Wirobrajan, Jumat (18/3/2022).
Jasa pendorong gerobak sendiri memang baru muncul setelah pemerintah mewajibkan pedagang menggunakan gerobak ketika berjualan di sepanjang jalan bagi pedestrian Malioboro. Sekitar tahun 1994-1995 PKL mulai mempekerjakan pendorong gerobak untuk diletakkan di gudang khusus.
"Tapi kalau saya baru memulai 2010 lalu, jadi hampir 12 tahun. Kalau pertama kalinya ada pendorong gerobak memang tidak pasti, tapi dari kami ada yang sudah sampai 27 tahun mendorong gerobak," kata Kuat.
Aktivitas mendorong gerobak diakui Kuat lebih berisiko dari pekerjaan lain. Tak jarang mereka harus berurusan dengan Satpol PP karena gerobak milik PKL ini tidak segera masuk ke dalam gudang.
Kerap pula para pendorong gerobak menebus agar barang milik PKL bisa dikembalikan. Bahkan mereka harus menyewa mobil pickup agar bisa mengembalikan gerobak ke Malioboro.
Meski demikian, pendapatan dan rasa kekeluargaan di kelompok pendorong gerobak Malioboro ini cukup baik. Untuk pendapatan, sehari mereka bisa mengantongi Rp150-200 ribu. Namun, pendapatan itu tergantung dengan jumlah gerobak yang didorong.
Berita Terkait
-
Terinspirasi Malioboro, Ribuan Warga Riau Mengaji di Trotoar Pekanbaru
-
Viral Keluhan Wisatawan Ditarik Tarif Jasa Becak sampai Rp80 Ribu di Malioboro, Begini Penjelasan Dishub Kota Yogyakarta
-
Dua Pekan Berjualan di Teras Malioboro 1 Selama Ramadhan, Yanti Baru Kantongi Rp180 Ribu
-
Susuri Malioboro dengan Ontel dan Kostum Pahlawan, Kodja Bagikan Takjil di Titik Nol Kilometer
-
Pemerintah Izinkan Mudik Lebaran, Rara Akui Penjualan Tasnya Meningkat
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Rp4 Miliar untuk Jembatan Pucunggrowong: Kapan Warga Imogiri Bisa Bernapas Lega?
-
2000 Rumah Tak Layak Huni di Bantul Jadi Sorotan: Solusi Rp4 Miliar Disiapkan
-
Malioboro Bebas Macet? Pemkot Yogyakarta Siapkan Shuttle Bus dari Terminal Giwangan untuk Turis
-
Tunjangan DPRD DIY Bikin Melongo, Tunjangan Perumahan Lebih Mahal dari Motor Baru?
-
KPKKI Gugat UU Kesehatan ke MK: Komersialisasi Layanan Kesehatan Mengancam Hak Warga?