SuaraJogja.id - Pemerintah desa (Pemdes) Muntuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul mengklaim mampu menangani stunting di wilayahnya.
Lurah Muntuk Marsudi mengungkapkan, pada 2020 tercatat ada 157 anak yang terlahir stunting. Namun, pada 2021 lalu tidak ada anak yang terlahir stunting.
"Jumlah anak stunting di desa kami pada 2020 ada 157 anak tapi tahun 2021 lalu tidak ada bayi stunting," kata Marsudi, Rabu (27/4/2022).
Sementara untuk anak-anak yang terlahir dalam kondisi stunting, sambung dia, tak banyak yang bisa dilakukan kecuali merawatnya sepenuh hati,
"Anak yang lahir stunting pada 2020 tinggal dirawat saja, mau gimana lagi," paparnya.
Menurutnya, tidak adanya anak yang terlahir stunting pada 2021 kemarin karena jawatannya punya banyak program yang fokus menangani stunting. Program utamanya antara lain Bantuan Pemberian Makanan Tambahan (BPMT), optimalisasi kader pencegahan stunting, dan ibu wajib memberikan ASI.
"Kami ada program BPMT anak-anak dan BPMT sekolah untuk kepentingan stunting," katanya.
Selain itu, kader pemdes selalu dikontrol setiap bulannya untuk melaporkan perkembangan seribu hari sebelum ibu hamil. Kemudian memantau sampai seribu hari setelah ibu melahirkan anak.
"Jadi kami bisa betul-betul mengontrol masalah stunting," ujarnya.
Baca Juga: Cegah Stunting Demi Indonesia Sehat 2045, BKKBN dan Komisi IX DPR RI Harap Semua Pihak Berkomitmen
Pihaknya juga memberi edukasi kepada ibu yang baru saja melahirkan anak untuk memberi ASI sampai batas waktu tertentu. Khususnya, ibu-ibu yang bekerja di pabrik.
"Kami melalui kader memberi edukasi kepada mereka agar rela berhenti bekerja untuk menyusui anaknya," tambahnya.
Kendati mereka berhenti bekerja, pemdes tidak memberikan kompensasi apapun.
"Enggak ada kompensasi, yang penting mereka akan mendapatkan anak-anak yang berkualitas. ASI sangat penting untuk mencegah stunting," jelasnya.
Dengan teratasinya masalah stunting, maka program untuk mengentaskan kemiskinan akan terasa lebih mudah.
"Program di desa ini adalah pengentasan kemiskinan. Kemiskinan tidak begitu menjerat ketika stunting diatasi terlebih dulu," ujarnya.
Berita Terkait
-
Cegah Stunting Demi Indonesia Sehat 2045, BKKBN dan Komisi IX DPR RI Harap Semua Pihak Berkomitmen
-
Cegah Stunting, BKKBN Genjot Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana di Sumbar
-
Kepala BKKBN Sebut Anemia Pada Ibu Hamil Bikin Plasenta Tipis, Ngeri Banget Dampaknya
-
Peringati Hari Kartini, Masika ICMI Sulsel Akan Gelar Diskusi Mencegah Stunting
-
Manfaat Imunisasi Anak Bukan Cuma untuk Cegah Penyakit Menular, Tapi Juga Menurunkan Risiko Stunting
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
4 Mobil Bekas Mesin Diesel dengan Kabin Luas, Performa Teruji untuk Perjalanan Jauh
-
Bakal Sikat Thailand, Siapa Lawan Timnas Indonesia di Final Piala AFF U-23 2025?
-
Harga Emas Antam Tiba-tiba Jatuh Jadi Rp 1.945.000/Gram
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
Terkini
-
Geger Beras Oplosan di Gunungkidul? Ini Fakta Sebenarnya
-
Magma Kaya Potasium: Ancaman Kaldera Tersembunyi? UGM Teliti Evolusi Gunung Api di Indonesia
-
Bantul Jadi Kampung Perikanan Nasional: Ini Strategi Jitu Dongkrak Ekonomi Desa Lewat Ikan
-
Di Balik Jeruji Besi, Asa di Hari Anak: Remisi & Momen Haru di LPKA Yogyakarta
-
Yogyakarta Gandeng Korporasi Lawan Stunting: Ratusan Balita Jadi Prioritas