SuaraJogja.id - Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung, Harits Hijrah Wicaksana menyatakan Puan Maharani lebih baik menjadi sosok jiwa negarawan dan tidak mencalonkan sebagai presiden maupun wakil presiden pada bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Hingga saat ini rating elektoral Puan dari hasil berbagai lembaga survei ternama antara 2,6 sampai 3,1 persen. Itu juga terkatrol oleh jabatan Ketua DPR RI dan sosialisasi dengan memasang baliho di seluruh Indonesia," kata Harits, dikutip dari Antara, Selasa (24/5/2022).
Dengan hasil capaian elektoral tersebut, Puan Maharani sangat berat jika dipaksakan untuk bersaing pada Pilpres 2024.
Meski sudah menjabat anggota DPR RI, Menteri hingga Ketua DPR RI, namun kinerja Puan seperti biasa-biasa saja dan belum menunjukkan leadership yang dibutuhkan Indonesia.
Elektoral cucu Proklamator itu kalah dibandingkan Prabowo Subianto, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Anies Baswedan. Bahkan, di PDI Perjuangan pun Puan kalah oleh Ganjar dan Risma.
Saat ini, literasi pendidikan politik masyarakat sudah cerdas, sehingga melihat Puan Maharani belum menunjukkan karakter kepemimpinan yang bersentuhan dengan rakyat.
Masyarakat Indonesia sekarang ini membutuhkan figur kepemimpinan yang bersentuhan langsung dengan rakyatnya dan tidak disekat-sekat.
Selain itu, juga masyarakat berkeinginan pemimpin nasional dengan karakter ketokohan yang mampu bekerja dengan baik.
Sebab, pemilih Pilpres 2024 kebanyakan kaum milenial tentu membutuhkan pemimpin nasional yang bisa menjawab tantangan ke depan menjadi lebih baik.
Sosok ketokohan Presiden Jokowi hingga kini berhasil merealisasikan pembangunan dan perubahan di tengah pandemi.
Mereka para menteri Presiden Jokowi hingga kini bekerja dengan solid.
Bahkan, lembaga survei menyebut kepuasan kinerja Jokowi cukup baik hingga di atas 71 persen.
Karena itu, literasi pendidikan politik masyarakat cukup maju dan mengharapkan kepemimpinan dan ketokohan nasional yang natural dan terbuka yang bersentuhan dengan rakyat.
"Itu keinginan masyarakat, seperti itu ke depan pemimpin nasional," katanya menjelaskan.
Menurutnya, di era digitalisasi tentu ruang terbuka yang bersentuhan dengan masyarakat melalui pemanfaatan media sosial dapat digunakan untuk membangun elektoral. Seperti Instagram, Tik Tok, Facebook, Twitter, dan lainnya.
Pemanfaatan digitalisasi itu tentu dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dibandingkan menanam padi atau menyalurkan bantuan.
Figur yang tepat sosok putri Megawati Soekarnoputri ini seorang dengan jiwa negarawan dan tokoh politik nasional yang membawa kedamaian.
Apabila, terjadi konflik politik mampu menjembatani, menengahi dan menyelesaikan permasalahan konflik itu.
"Potensi itu dimiliki Puan untuk mendamaikan konflik karena jiwa keibuan itu," katanya.
Berita Terkait
-
DPR Resmi Tunjuk Komisi III Lakukan Fit And Proper Test Capim-Cawas KPK, Puan: Siapapun yang Terpilih Harus...
-
Puan Maharani Soal Kecelakaan Tol Cipularang, Soroti Faktor Cuaca
-
Puan Maharani Dorong Proses Hukum Kasus Guru Supriyani Transparan dan Berkeadilan
-
Magang di DPR, Mayang Akui Kagum dengan Puan Maharani: Wah, Keren Banget
-
Pengamat Politik Baca Sinyal Restu Jokowi untuk Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan
-
Viral Kegaduh di Condongcatur Sleman, Ternyata Pesta Miras Berujung Keributan
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024