Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Rabu, 25 Mei 2022 | 11:32 WIB
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-youl mengadakan konferensi pers bersama, di People's House, di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (21/5/2022) [SuaraSulsel.id/ANTARA FOTO/Reuters]

SuaraJogja.id - Militer Seoul mengabarkan, Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik di perairan timur wilayahnya pada Rabu (25/5/2022).

Penembakan rudal itu berlangsung hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden meninggalkan Asia.

Dalam lawatan ke kawasan itu, Biden setuju meningkatkan langkah-langkah untuk menghalangi Korut, negara yang memiliki senjata nuklir.

Kepala staf gabungan Korea Selatan mengatakan peluncuran ketiga peluru kendali balistik itu ditembakkan ke udara dalam waktu kurang dari satu jam dari kawasan Sunan di ibu kota Korut, Pyongyang.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Tiga Rudal Balistik, Sesaat Setelah Presiden Joe Biden Tinggalkan Asia

Korut tahun ini sudah meluncurkan serangkaian rudal, dari senjata hipersonik hingga rudal balistik antarbenua (ICBM) --untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Korut juga tampaknya sedang bersiap-siap menguji coba sebuah senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Para pejabat AS dan Korea Selatan baru-baru ini memperingatkan bahwa Korut tampaknya siap melakukan pengujian persenjataan lainnya, kemungkinan selama Biden melakukan kunjungan di Asia.

Lawatannya di kawasan tersebut merupakan yang pertama kalinya ia lakukan sebagai presiden AS.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden, yang berangkat meninggalkan Jepang pada Selasa (24/5) petang, sudah diberi pemaparan soal peluncuran itu.

Jepang, sementara itu, melaporkan bahwa sedikitnya ada dua peluncuran yang terjadi namun menduga kemungkinan ada lebih dari itu.

Baca Juga: Saat Biden Tinggalkan Asia, Korut Tembakkan Tiga Rudal Balistik

Stasiun penyiaran Jepang NHK melaporkan bahwa rudal-rudal Korut itu tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang (EEZ).

Pada akhir pekan lalu di Seoul, Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sepakat untuk menyelenggarakan latihan militer yang lebih besar serta mengerahkan aset-aset strategis AS, jika diperlukan, untuk menghadang uji coba persenjataan Korut yang sedang meningkat.

Kedua pemimpin juga menawarkan bantuan untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke Korea Utara serta mendesak Pyongyang untuk kembali menjalankan diplomasi.

Biden saat itu mengatakan bahwa belum ada tanggapan dari Pyongyang soal tawaran diplomatik ataupun bantuan. [ANTARA]

Load More