Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Selasa, 24 Mei 2022 | 14:55 WIB
ilustrasi perceraian.[freepik.com/freepik]

SuaraJogja.id - Jumlah angka perceraian di Kabupaten Bantul mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Ini dilihat dari data di Pengadilan Agama (PA) Bantul yang menunjukkan pada 2020 total ada 1.600 gugatan.

Kemudian di tahun 2021 terjadi lonjakan menjadi 2.002 gugatan cerai. Artinya kasus perceraian bertambah sebanyak 402.

"Untuk tahun ini dari Januari sampai Mei kami sudah menerima kurang lebih 700 gugatan cerai," kata Panitera Muda Hukum PA Bantul, Rahmawati pada Selasa (24/5/2022).

Dilihat dari jumlah gugatan yang diterima sampai saat ini, lanjutnya, ia memprediksi angka kasus perceraian tahun ini akan meningkat dibanding 2021. Alasannya, pada Januari-Mei 2021 gugatan cerai yang diterima di bawah 700 kasus.

Baca Juga: Kasus Perceraian Tinggi, Hingga Mei 2022 Ada 743 Janda Baru di Balikpapan

"Kalau dilihat tahun lalu enggak sebanyak ini jumlahnya, ini masih Mei. Prediksinya semakin tahun [angka] perceraian meningkat," kata dia.

Dikatakan Rahmawati, jumlah cerai gugat lebih tinggi dibanding dengan cerai talak. Pada 2021, pihaknya mencatat terdapat 1.205 cerai gugat dan 403 cerai talak.

"Dari 403 pendaftar, cerai talak yang dikabulkan sebanyak 382 gugatan. Sedangkan dari 1.205 cerai gugat, yang dikabulkan sebanyak 1.118."

"Memang [lebih] banyak perempuan [cerai gugat]. Jauh perbandingannya antara yang perempuan dengan yang laki-laki yang mengajukan [cerai talak]," ujarnya.

Menurut dia, tingginya tingkat perceraian karena terjadi perselisihan secara terus menerus, utamanya masalah ekonomi. Sebab, semenjak pandemi ini banyak suami yang kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: 4 Penyebab Perceraian yang Sering Disepelekan

"Ada yang terkena pemutusan hubungan kerja [PHK]. Dari situlah terjadi konflik masalah ekonomi. Akhirnya terjadi konflik, perselisihan terus menerus akhirnya terjadi perceraian," paparnya

Selain faktor ekonomi, juga ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perselingkuhan karena adanya orang ketiga.

"Jadi setelah berpisah dengan suami atau istri itu kan terjadi ada hubungan ketiga, nanti juga efeknya ekonomi tidak lancar," tambahnya.

Load More