SuaraJogja.id - Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Wates, Kulon Progo memberikan vonis 8 tahun penjara dengan denda Rp50 juta kepada terdakwa kasus pencabulan oleh pengasuh di pondok pesantren di Sentolo.
Diketahui bahwa pengasuh pondok pesantren itu bernama Sirojan Muniro yang secara bejat melakukan tindak pencabulan kepada korbannya yakni santriwati di pondok tersebut.
"Sidang Nomor 14/Pid.Sus/2022/PN Wat atas nama Terdakwa SMA hari ini, Selasa, 31 Mei 2022, digelar dengan agenda pembacaan putusan," kata Juru Bicara PN Wates, Evi Insiyati dalam keterangan tertulis kepada awak media Selasa (31/5/2022).
Disampaikan Evi, sidang yang digelar secara daring di PN Wates itu dengan agenda pembacaan vonis. Persidangan sendiri dipimpin langsung oleh Ketua Majelis, Fery Haryanta dan dua hakim anggota, Syafrudin Prawira Negara dan Ike Liduri Mustika Sari.
Baca Juga: Suasana Pemakaman Buya Syafii Maarif di Kulon Progo, Dihadiri Ratusan Pelayat hingga Menteri
Dalam persidangan ini, majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa dinyatakan terbukti bersalah terkait tindakannya melakukan perbuatan cabul.
"Berdasarkan pertimbangan hukum, majelis hakim memutuskan bahwa Terdakwa SMA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana 'Membujuk anak untuk melakukan perbuatan cabul dengannya secara terus menerus sebagai perbuatan yang dilanjutkan' sebagimana dalam dakwaan tunggal," tuturnya.
Evi menuturkan majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 8 tahun. Selain itu terdakwa juga masih diberikan pidana denda sebesar Rp50 juta.
Dengan ketentuan, apabila denda tersebut tidak dibayarkan maka akan digantikan dengan pidana kurungan selama 2 bulan.
"Ditambah lagi terdakwa juga dibebankan membayar restitusi sebesar Rp16.645.000. Atas putusan yang dijatuhkan majelis hakim, Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan akan mengajukan upaya hukum banding," tandasnya.
Baca Juga: Berjalan Khidmat, Ratusan Pelayat hingga Menteri Hadiri Pemakaman Buya Syafii Maarif di Kulon Progo
Diketahui sebelumnya bahwa vonis yang dijatuhkan majelis hakim itu sesuai dengan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Saat itu JPU menuntut terdakwa dengan Pasal 82 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang Undang No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No.1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, menjadi Undang Undang Jo Pasal 76E Undang Undang No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP.
Dengan ancaman pidana saat itu adalah hukuman penjara 8 tahun dengan denda sebesar Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan. Ditambah dengan membayar restitusi sebesar Rp16.645.000.
Kasus pencabulan di lingkungan ponpes di wilayah Sentolo itu terkuak setelah korban bercerita kepada temannya ke sesama santri di pondok itu. Cerita itu kemudian dilaporkan hingga ke petinggi pondok yang lantas memberitahu orang tua korban.
Korban yang diketahui merupakan seorang santriwati berusia 15 tahun asal Kota Yogyakarta itu sendiri sudah berada di ponpes tersebut selama 1 tahun. Berdasarkan informasi dari petinggi pondok itu lantas orang tua korban melapor ke polisi pada Senin (27/12/2021) silam.
Berita Terkait
-
Cabuli Mahasiswi, Legislator PKB Geram Aksi Predator Seks Guru Besar UGM: Jangan Dikasih Ampun!
-
Hakim Heru Bantah Ikut Musyawarah dan Terima Suap Vonis Bebas Ronald Tannur: Saya Tidak Ada di Sana
-
Terlalu Ringan, Jaksa Ajukan Banding Vonis Bintang Squid Game O Yeong-su
-
Jaringan Predator Seks Anak di NTT: Sosok VK Diduga Jadi 'Makelar' Eks Kapolres Ngada!
-
Pengadilan Militer Vonis Tiga Tersangka Kasus Pembunuhan Bos Rental Mobil, Semua Dipecat
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Guru Besar UGM Dipecat karena Kekerasan Seksual: Polisi Belum Terima Laporan
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga