Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Selasa, 14 Juni 2022 | 15:13 WIB
Penampakan waste terminator di Pasar Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Warga Kabupaten Bantul (Warkaban) menyumbangkan dua unit alat pengolah sampah atau waste terminator untuk Kalurahan Wijirejo dan Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak. Untuk di Kalurahan Wijirejo, alat tersebut diletakkan di Pasar Pijenan dan di Caturharjo di TPST.

Sekjen Warkaban Edi Darsono menyampaikan bahwa alat waste terminator adalah penemuan dari Dewan Pakar Warkaban Profesor Agus Priyono. Menurutnya, barang itu bukanlah barang baru.

"Jadi alat ini sebetulnya bukan penemuan baru dan juga yang membuatnya adalah anggota Warkaban," ujarnya ditemui di Pasar Pijenan, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga: Gelar Silatnas, Paguyuban Warkaban Dorong Bantul Segera Punya Badan Riset dan Inovasi Daerah

Dengan adanya alat pengolah sampah yang dibuat oleh anggotanya, maka muncul keinginan untuk menyumbangkannya. Ide itu muncul ketika pihaknya mengadakan silaturahmi nasional Warkaban pada Maret 2022 kemarin.

"Maka mengerucutlah pada persoalan lingkungan yaitu limbah sampah di Bantul yang sampai saat ini belum juga bisa tuntas," paparnya.

Untuk itu, alat waste terminator diharapkan mampu mengurangi kapasitas sampah di tingkat kelurahan. Ia mengklaim bahwa alat itu bisa mendaur ulang sampah sebanyak lima kibik per jam.

"Sehingga sangat efektif mendaur ulang sampah basah, plastik, alumunium, dan sampah kering. Itu bisa hancur," jelasnya.

Ketua Warkaban Didik Akhmadi - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

Sampah yang telah diolah kemudian menjadi residu berupa uap yang dijadikan cair yang bisa digunakan untuk obat jentik. Sedangkan residu yang menjadi karbon aktif bisa dipakai untuk campuran semen.

Baca Juga: Paguyuban Warkaban Gelar Silaturahmi Nasional, Bahas Pariwisata hingga Riset dan Inovasi

"Cara kerjanya kan sampahnya dibakar dalam insinerator. Residu karbonnya bisa untuk campuran semen atau bahan baku batako," ujarnya.

Terkait dengan sumber api berasal dari listrik 150 Watt dan tidak pakai gas. Ketika pembakaran sudah berlangsung suhu bisa mencapai 600-1.300 derajat celcius.

"Jadi barang apapun pasti hancur di dalamnya," tambahnya.

Ketua Warkaban Didik Akhmadi menambahkan, pemberian alat ini sejalan dengan program bersih sampah di tahun 2025. Menurutnya, ini adalah bentuk kepedulian dari Warkaban.

"Kami ajak warga Bantul yang ada di perantauan ikut peduli soal sampah dan mungkin ke depannya bisa diberikan juga di kapanewon lainnya," kata Didik.

Load More