SuaraJogja.id - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meninjau kandang sapi di Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret pada Selasa (14/6/2022) pagi. Pleret dipilih bupati karena paling banyak ditemukan kasus suspek penyakit mulut dan ternak (PMK) yang menjangkiti ternak.
Menurut Halim, wabah PMK ini sudah jadi pandemi di Indonesia, termasuk Kabupaten Bantul. Terlebih berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul di Pleret ada 512 ternak yang suspek PMK.
"Di Pleret termasuk banyak karena merupakan sentra ternak dan ada sekitar 512 kasus PMK," kata dia.
Oleh karenanya, dia sudah mengerahkan seluruh pusat kesehatan hewan atau puskeswan di Bumi Projotamansari untuk turun ke bawah. Dokter hewan di setiap puskeswan telah melakukan treatment antipiretik dan memberi vitamin kepada ternak yang terpapar PMK.
Baca Juga: Congkel Jendela Rumah Warga Pleret, Pria Asal Jetis Curi Laptop hingga Perhiasan
"Harapannya bisa menurunkan intensitas PMK di Bantul. Itu upaya kami," ujarnya.
Mengenai penanganan PMK, pihaknya berharap munculnya vaksin untuk ternak. Pasalnya, sejak 1990 Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK maka industri pembuatan vaksin tidak berproduksi lagi.
"Tapi tahun ini terjadi PMK yang tidak diduga sebelumnya. Saat ini industrinya di Jawa Timur sedang berusaha memproduksi vaksinnya lagi, khususnya vaksin untuk sapi perah agar produksi susu terus berjalan," terangnya.
Dengan meluasnya penularan PMK di Bantul maka ia berpesan kepada para peternak agar semakin sadar dan paham keharusan merawat sapi-sapi yang terkena PMK. Sapi yang positif PMK harus segera dilaporkan ke puskeswan terdekat.
"Jumlah puskeswan di Bantul ada 10," ujarnya.
Meskipun banyak ternak yang suspek PMK, dia meminta ke para peternak dan jagal sapi di Segoroyoso untuk terus memotong sapi. Sebab, hari ini ekonomi di Bumi Projotamansari sedang tumbuh.
"Apabila pemotongan sapi berhenti akan mempengaruhi ekonomi di level bawah seperti penjual bakso atau restoran-restoran kan pasti butuh daging sapi. Kalau tidak ada daging sapi beredar nanti pemulihan ekonomi akan lambat," katanya.
Berita Terkait
-
Viral Video Warga Madura Nangis Nyebut-nyebut Allah Saat Melihat Sapinya Mati Gegara Terjangkit PMK
-
Tangani Wabah PMK, Kulon Progo Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Tak Terganggu
-
Hukum Hewan Kurban Terpapar PMK: Mulai dari Gejala Ringan-Berat
-
Wabah PMK Hantui Peternak Sapi di Samarinda
-
84 Hewan Ternak di Serang Positif PMK, Kasus Pertama Ditemukan di Baros
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku