"Jadi kalau kami menerima laporan, ditelepon, maka kami akan tanya kondisinya dan menjelaskan dulu. Tapi jika terus memaksa ya kami datangi," katanya.
"Jika benar-benar darurat, kami wajib membantu Jika tidak, kami akan beri pengertian. Kalau memang perlu ditangani, kami tangani," lanjut dia.
Pengalaman lain yang cukup memberi pelajaran bagi tim damkar, yakni kala menerima panggilan telepon dari seorang perempuan yang mengaku akan bunuh diri.
"Jadi dia minta ditemani saat bunuh diri. Waktu ditanya, katanya maunya ditemani tim damkar. Waduh," tuturnya.
Baca Juga: Piala Presiden 2022: PSS Sleman Waspadai Kebangkitan Persita Tangerang
Nawa selanjutnya menyebutkan, mengetahui situasi darurat tersebut, ia langsung mencoba mencari bahan percakapan yang tujuannya mengulur waktu.
Di saat bersamaan, ia mendengarkan cerita dan curahan hati si perempuan sembari terus menggali informasi lokasi keberadaan hingga alamat kediaman sang penelepon.
"Sekitar tujuh menit kalau tidak salah waktu itu. Jadi ada yang menelepon, ada tim yang maju bergerak ke sana," kenangnya lagi.
UPT Damkar Sleman di bawah satuan Polisi Pamong Praja memiliki 46 personel yang dibagi dalam empat regu. Mereka dibekali peralatan pemadam, alat pelindung diri hingga pos jaga. Baik itu pos induk di Kompleks Pemkab Sleman dan pos di Godean.
Suka Duka Mengalah Pada Pekerjaan: Diprotes Pacar dan Gagal Support Anak Ikut Kompetisi
Baca Juga: Sesosok Mayat dengan Sejumlah Luka Tusuk Ditemukan di Kebun Salak Sleman, Diduga Korban Penganiayaan
Komandan Regu 4 UPT Damkar Sleman Bayu Ibrahim mengungkap bahwa tugas menjadi tim damkar bukan hal yang mudah. Apalagi bagi yang sudah memiliki pasangan dan anak.
Berkecimpung dengan api sejak damkar berada di bawah naungan Satuan Polisi Praja, 2004, Bayu menuturkan ia pernah harus mengalahkan waktu berkumpul dengan keluarga di saat mendapat panggilan tugas.
"Sore itu saya sedang menemani anak saya turnamen basket di Amongraga.
Lalu saya mendapat panggilan ada kebakaran di gudang sebuah swalayan berjejaring. Yasudah akhirnya saya harus langsung pergi, motor dititipkan," ujarnya.
Bahkan di kala mendapat tugas piket, ia terpaksa pulang terlambat bahkan jarang di rumah.
Situasi lain yang menjadikan tim damkar bukanlah tugas sepele, yakni bila di lapangan kesulitan mencari sumber air untuk memadamkan api.
"Itu kondisi paling berat," kata Bayu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
Jadi Gaya Hidup Generasi Sekarang, Segera Klaim Saldo DANA Kaget Ini! Cuan hingga Rp549 Ribu
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini