Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 15 Juni 2022 | 16:56 WIB
Petugas Damkar Sleman berbagi cerita 'aneh' selama bertugas. [Kontributor / Uli Febriarni]

"Jadi kalau kami menerima laporan, ditelepon, maka kami akan tanya kondisinya dan menjelaskan dulu. Tapi jika terus memaksa ya kami datangi," katanya.

"Jika benar-benar darurat, kami wajib membantu Jika tidak, kami akan beri pengertian. Kalau memang perlu ditangani, kami tangani," lanjut dia.

Pengalaman lain yang cukup memberi pelajaran bagi tim damkar, yakni kala menerima panggilan telepon dari seorang perempuan yang mengaku akan bunuh diri.

"Jadi dia minta ditemani saat bunuh diri. Waktu ditanya, katanya maunya ditemani tim damkar. Waduh," tuturnya.

Baca Juga: Piala Presiden 2022: PSS Sleman Waspadai Kebangkitan Persita Tangerang

Nawa selanjutnya menyebutkan, mengetahui situasi darurat tersebut, ia langsung mencoba mencari bahan percakapan yang tujuannya mengulur waktu.

Di saat bersamaan, ia mendengarkan cerita dan curahan hati si perempuan sembari terus menggali informasi lokasi keberadaan hingga alamat kediaman sang penelepon.

"Sekitar tujuh menit kalau tidak salah waktu itu. Jadi ada yang menelepon, ada tim yang maju bergerak ke sana," kenangnya lagi.

UPT Damkar Sleman di bawah satuan Polisi Pamong Praja memiliki 46 personel yang dibagi dalam empat regu. Mereka dibekali peralatan pemadam, alat pelindung diri hingga pos jaga. Baik itu pos induk di Kompleks Pemkab Sleman dan pos di Godean.

Suka Duka Mengalah Pada Pekerjaan: Diprotes Pacar dan Gagal Support Anak Ikut Kompetisi

Baca Juga: Sesosok Mayat dengan Sejumlah Luka Tusuk Ditemukan di Kebun Salak Sleman, Diduga Korban Penganiayaan

Komandan Regu 4 UPT Damkar Sleman Bayu Ibrahim mengungkap bahwa tugas menjadi tim damkar bukan hal yang mudah. Apalagi bagi yang sudah memiliki pasangan dan anak.

Berkecimpung dengan api sejak damkar berada di bawah naungan Satuan Polisi Praja, 2004, Bayu menuturkan ia pernah harus mengalahkan waktu berkumpul dengan keluarga di saat mendapat panggilan tugas.

"Sore itu saya sedang menemani anak saya turnamen basket di Amongraga.
Lalu saya mendapat panggilan ada kebakaran di gudang sebuah swalayan berjejaring. Yasudah akhirnya saya harus langsung pergi, motor dititipkan," ujarnya.

Bahkan di kala mendapat tugas piket, ia terpaksa pulang terlambat bahkan jarang di rumah.

Situasi lain yang menjadikan tim damkar bukanlah tugas sepele, yakni bila di lapangan kesulitan mencari sumber air untuk memadamkan api.

"Itu kondisi paling berat," kata Bayu.

Load More