Hari berganti hari dan tidak bisa dipungkiri, diri terjebak dalam perasaannya sendiri. Bahkan cinta yang sebenarnya dihindari, perlahan-lahan datang mendekat dan terus mendekat.
"Ku memendam cinta yang terlarang,
Cinta yang seharusnya tidak aku miliki,
Aku tergoda dengan segala pesonamu yang sungguh membutakanku"
Tapi entahlah, cinta sulit dimengerti logikanya. Jika perasaan mengatakan "ya", maka mulut akan sulit mengatakan "tidak". Cinta tak pernah perdulikan apa yang telah dan akan terjadi.
Teruntuk hati yang mungkin perasaannya sedang tidak menentu, terkadang apa yang kita harapkan tidak selalu sesuai dengan kenyataannya. Semesta selalu menyimpan misteri yang tidak pernah terduga. Pertemuan ajaib pun tidak pernah terduga. Tuhan adalah sutradara kita. Ia yang akan mengarahkan aktornya dengan skenario yang masih menjadi rahasia. Setidaknya saat ini masih bisa bersama, mencintai dalam diam, mencintai dalam rahasia, dan mencintai dalam doa. Meski tidak harus bersatu.
Baca Juga: Review Film Tenggelamnya Kapal van der Wijck: Kisah Cinta yang Terhalang Suku
Sungguh benar dalam bait-bait cinta lagu Kunto Aji,
"Cukupkanlah ikatanmu relakanlah yang tak seharusnya untukmu,
Cukupkanlah ikatanmu relakanlah yang tak seharusnya untukmu,
Relakan yang tak seharusnya untukmu,
Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri."
Yaa, bait-bait yang sangat mengena hati "relakanlah, jaga dirimu sendiri"..yaa yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri, hatimu. Jangan kau buat hatimu berharap sehingga kau akan jatuh terpelanting keras, terjun bebas. Lepaskanlah, maka esok lusa jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.
Sederhananya, pahamilah jika cinta yang tepat akan hadir pada waktu dan tempat yang tepat pula. Saat kita kehilangan, itu bukti jika hal ini bukan yang terbaik satu sama lain. Pada akhirnya takdir akan berperan mendatangkan orang terbaiknya, di luar dugaan yang pernah kita bayangkan. Tinggalkanlah, jika dia memang cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara menakjubkan. Kalau memang terlihat rumit lupakanlah, itu jelas bukan cinta sejati. Ingatlah bahwa takdir Tuhan takkan pernah terlewatkan.
"...apa yang melewatkanku tidak akan menjadi takdirku, apa yang menjadi takdirku tidak akan melewatkanku.." (Umar Ibn Khattab)
Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana, kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya.
Baca Juga: Sinopsis Film Chihayafuru Part 3: Peliknya Kisah Cinta Tiga Sekawan Pemain Karuta
Cinta memang harusnya diposisikan ditengah-tengah, dengan keseimbangan. Benar sekali kata orang Jawa segala sesuatu itu seharusnya "Sak Madyo" saja, atau sewajarnya saja. “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Imam Turmudzi).
Berita Terkait
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen