Alasan lainnya, kecepatan pelaporan saat diketahui ada ternak bergejala.
Di tengah wawancara beberapa kali Suparmono terlihat menghela napas. Besar dugaan, karena kesulitan bernapas sambil berbicara panjang dengan menggunakan masker.
Dugaan lainnya, tak menutup kemungkinan ia lelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang PMK, wabah penyakit ternak yang merebak saat ia tepat sudah resmi dilantik jadi nahkoda DP3.
Apalagi mengingat, ia menganalogikan penanganan PMK di Bumi Sembada ini bak lari maraton. Maka wajar tentunya, bila seseorang terengah-engah karena berlari.
Baca Juga: Ze Valente: Suporter Fanatik Bikin Saya Jatuh Cinta dengan PSS Sleman
"Ya dinikmati," kata dia, seakan menebas ekspektasi bahwa ia kelelahan berjibaku dengan PMK, di awal jabatannya menjadi kepala DP3 ini.
"Aku ditinggal temen-temenku hlo," ujarnya, ingin buru-buru menyudahi tanya jawab dan bergeser lokasi.
Kelakar Baru Suparmono: Pengin Jadi Wartawan Biar Bisa Bangun Siang
Punya jabatan ganda, seolah tak kemudian membuat Suparmono kelimpungan.
"Enggak sih, aku rileks saja. Jalan sesuai aturan, itu enak saja, enggak akrobat. Aturannya seperti ini ya jalani," terangnya, dengan bahasa tutur lebih ringan.
Baca Juga: Ibu Asal Sleman Suarakan Ganja untuk Medis, MUI Akan Siapkan Fatwanya
Menurut dia, pegawai negeri itu relatif mudah. Utama dimiliki adalah karakter paham aturan, mau menjalankan aturan, punya komitmen melayani.
"Tugas kami melayani masyarakat. Mau saya sebarluaskan ke teman-teman. Kami itu pelayan masyarakat, melayani masyarakat di sektor pertanian. Jumlah orang banyak, komoditas banyak, tentu butuh kerja keras," ujarnya, lagi-lagi ia tertawa.
Dilantik sebagai seorang kepala DP3 ia sadar betul punya banyak tanggung jawab, bukan hanya menyelesaikan PMK. Tetapi juga menyediakan pangan untuk lebih dari satu juta warga Kabupaten Sleman.
"Untuk PMK, Bupati minta kami kawal betul, ya kami kawal betul. Tapi di saat sama ya cabai kami kawal juga, bawang merah harus kita kawal, ayam joper (jowo super) harus kami kawal. Kami pastikan aman," kata dia.
Sisi kepala Suparmono yang lain juga memikirkan soal tantangan ke depan, mengenai adanya potensi krisis pangan karena perang antar negara dan sebagainya.
"Kami persiapkan semua itu. Termasuk petani milenial, kami dapat komitmen dari Kementerian Pertanian untuk latih anak muda jadi pengusaha pertanian. Besar kemungkinan yang kami latih puluhan ribu," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Kicking Off a New Horizon: BRI Mulai Perjalanan Transformasi Berkelanjutan
-
Tak hanya Takbirdha, Dua Orang Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman Juga jadi Tersangka
-
Ricuh Kurir ShopeeFood di Sleman hingga Rusak Mobil, Dua Orang Ditetapkan jadi Tersangka
-
Mengamankan Diri dari Desakan Massa, Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman jadi Tersangka
-
Dalang Penggantian Plat BMW Maut Sleman Terungkap: Kenal Dekat dengan Keluarga Tersangka?