Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 06 Juli 2022 | 20:21 WIB
Ustadz Adi Hidayat beri ceramah soal Kapiten Pattimura. [@yaniarsim / Twitter]

SuaraJogja.id - Sebuah video tentang ceramah Ustadz Adi Hidayat yang membahas mengenai sosok Pattimura jadi sorotan publik, termasuk di antaranya cendekiawan muslim Ayang Utriza Yakin.

Seperti diketahui dalam potongan video yang beredar Ustadz Adi Hidayat atau yang akrab disapa UAH, menyebut bahwa pahlawan Kapiten Pattimura merupakan seorang muslim dan juga kiai.

Ia menjelaskan bahwa sosok Pattimura yang disebut non muslim sebagai pengaburan fakta sejarah.

Tetapi belakangan klaim tersebut mendapat sorotan, termasuk dari salah satu tokoh NU, Ayang Utriza Yakin.

Baca Juga: Abu Janda Murka, Ustaz Adi Hidayat Permainkan Sejarah Soal Kapitan Pattimura: Udahlah Ngaji Aja

Lewat unggahan di akun Twitternya, Ayang menyebut bahwa Kapiten Pattimura adalah penganut kristen protestan yang taat.

Ia menyebut banyak sumber sejarah di Belanda dan historiografi dalam artikel, bab buku serta buku mengenai sosok Kapiten Pattimura.

Menurutnya buku terbaik dan pertama mengenai sosok Pattimura ditulis oleh J.B.J Van Doren yang terbit pada 1857 di Amsterdam dengan judul Thomas Matulesia.

"Di dalam buku ini (h. 106) disebutkan bahwa Pattimura adalah seorang kristen protestan yang sangat taat yang di tangannya selalu ada injil untuk menggelorakan masyarakat desa dalam melawan Belanda," cuitnya.

Lebih lanjut, Ayang Utriza menyinggung mengenai sumber yang menjadi landasan UAH yang menyebut Kapiten Pattimura bernama Ahmad Lussy.

Baca Juga: 8 Pahlawan Nasional Asal Maluku Selain Pattimura, Ada yang Gugur Saat Peristiwa G30S

"Buku Api Sejarah 2 jilid Ahmad Mansur Suryanegara yang katanya dijadikan sumber UAH itu bermasalah (rujukan tidak ada/tidak jelas/bukan sumber yang diakui, tafsirnya bias dll). Bukunya kontroversial karena itu tidak dapat dipercaya untuk dijadikan buku historiografi Indonesia," lanjut Ayang.

Hal lain yang juga jadi sorotan yakni mengenai bahasan UAH terkait penamaan ilmuwan muslim yang konon juga senasib dengan Kapiten Pattimura yang juga dikaburkan.

Menanggapi itu, Ayang menyebut bahwa itu merupakan kesalahan yang parah. Perubahan penyebutan nama para ilmuwan muslim itu bukan manipulasi barat.

"Kesalahan parah kedua UAH katanya nama-nama ilmuwan muslim ibn Sina, ibn Rushd menjadi Avicenna Averroes ialah hasil manipulasi Barat. Ini SALAH. Soal nama itu cara penerjemah latin menulis nama Arab. Ini ada di semua buku ilmiah diakui dan menjadi mata kuliah dasar di semua universitas," tukasnya.

Load More