SuaraJogja.id - Buat kamu penggemar film superhero, beberapa waktu lalu jagad perfilman tanah air diperkenalkan kembali dengan sosok Gatotkaca yang kembali dibangkitkan di layar bioskop. Nah, siapa kira ternyata tokoh dalam wiracarita Mahabharata itu muncul di wilayah Bantul.
Tak seperti tokoh di film yang menumpas kurawa, Gatotkaca yang ada di Jalan Parangtritis, Bantul ini hadir untuk membantu para pengendara menyeberang jalan.
Adapun sosok di balik kostum Gatotkaca yang belakangan ini viral di media sosial itu adalah Yanto. Pria yang berprofesi sebagai Pak Ogah ini sudah empat bulan terakhir ini bertugas membantu para pengendara di kawasan Kretek untuk menyebrang jalan.
“Belum lama saya kok saya bantu orang-orang nyebrang, mulai lebaran kemarin yaa kurang lebih 4 bulan,” kata pria 64 tahun itu.
Ia mengaku tergerak untuk membantu lantaran melihat situasi lalu lintas nan padat dan kerapnya terjadi kecelakaan di kawasan tersebut.
“Dulu itu sering sekali ada kecelakaan, sampai tidak terhitung. Lalu karena rasa kemanusiaan saya berinisiatif membantu para pengguna jalan untuk menyeberangkan,” ujarnya.
Saat ditemui SuaraJogja.id Yanto sedang tidak bertugas. Dia menceritakan banyak hal termasuk kegemarannya di bidang kesenian. Hal tersebut yang membuatnya memiliki gagasan untuk mengatur jalanan dengan berdandan dan mengenakan kostum seperti Gatotkaca, Joko Tarub, Bagong, dan Ontoseno.
“Karena suka seni dan dulu aktif di kegiatan kesenian saya punya kostum. Daripada tidak terpakai saya gunakan di jalan dan dandan sendiri, biar terlihat beda juga,” tuturnya.
Selain membantu pengguna jalan, dengan kostum unik yang dikenakannya, Yanto ingin menghibur orang lain serta turut nguri-uri budaya Jawa supaya generasi sekarang tak lupa.
Baca Juga: Kasus PMK Terus Meningkat di Bantul, Kasus Terbanyak di Kapanewon Pleret
“Pakai kostum gini juga biar menghibur orang dan wisatawan yang lewat. Juga untuk menunjukkan ini lho kesenian dan budaya Jawa itu masih ada, apalagi tinggal di Jogja dengan wisatawan yang banyak harus kita tunjukkan budayanya,” tegasnya.
Yanto mengaku bahwa menjadi pak ogah memiliki risiko yang tinggi, terlebih Jalan Parangtritis memiliki lalu lintas yang ramai. Namun alih-alih merasa kondisinya cukup sulit, Yanto sangat senang menekuni pekerjaannya sekarang. Ia bahkan tak sungkan bila ada pengendara atau anak-anak yang meminta foto bersama.
“Selama ini saya takutnya cuma sama orang gila sama orang mabuk. Kalau udah ketemu orang gila mending saya mlipir dulu daripada diamuk. Kalau orang mabuk kan ya ngawur gitu di jalan, bicaranya juga sembarangan,” kata Yanto sembari tertawa.
Meskipun mendapatkan izin dari keluarganya untuk mengatur jalan dari pukul 6 pagi hingga 5 sore, Suharni, istri Yanto memiliki kekhawatiran cukup besar terhadap Yanto lantaran usianya yang tak lagi muda.
“Kalau saya sebenarnya takut karena jalan ini kan ramai banget, tapi ya gimana lagi bapaknya senang, anak juga mengizinkan. Yang penting hati-hati terus, saya yang dirumah juga mendoakan biar tidak terjadi apa-apa,” tandas Suharni.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Geger Beras Oplosan di Gunungkidul? Ini Fakta Sebenarnya
-
Magma Kaya Potasium: Ancaman Kaldera Tersembunyi? UGM Teliti Evolusi Gunung Api di Indonesia
-
Bantul Jadi Kampung Perikanan Nasional: Ini Strategi Jitu Dongkrak Ekonomi Desa Lewat Ikan
-
Di Balik Jeruji Besi, Asa di Hari Anak: Remisi & Momen Haru di LPKA Yogyakarta
-
Yogyakarta Gandeng Korporasi Lawan Stunting: Ratusan Balita Jadi Prioritas