Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 19 Juli 2022 | 16:04 WIB
Ilustrasi cabai (Pexels/Artem Beliaikin)

SuaraJogja.id - Dalam rangka memenuhi kebutuhan komoditas di pasar lokal, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melakukan gerakan menanam cabai seluas 20 hektare di Kecamatan (Kapanewon) Playen dan Wonosari.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul, Raharjo Yuwono, di Gunungkidul, Selasa, mengatakan lahan penanaman cabai di Kecamatan Wonosari dipusatkan di Desa Duwet dan di Kecamatan Playen dipusatkan di Desa Plembutan.

"Nantinya Plembutan jadi fokus dari gerakan tanam cabai, yakni Kampung Hortikultura," kata Raharjo menambahkan

Menurut dia, program gerakan tanam cabai ini juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat. "Ada bantuan pembiayaan dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)," katanya.

Baca Juga: Kegelisahan Resan, Komunitas Penjaga Pohon yang Dituding Penyembah Setan

Jenis cabai yang ditanam adalah cabai merah keriting varian PM 99. Masa produksi diperkirakan akan berlangsung pada September hingga November tahun ini. Cabai jenis ini diperkirakan bisa 12 kali panen.

DPP Gunungkidul menargetkan hasil panen dari varian ini mencapai 22 ton. Hasil panen diharapkan bisa memenuhi pasokan untuk kebutuhan pangan.

"Lewat program ini diharapkan bisa menjadi kontributor pasokan cabai keriting, khususnya di Gunungkidul," kata Raharjo.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Perdagangan Gunungkidul, harga cabai merah keriting sekitar Rp40 ribu per kilogram (kg). Cabai rawit merah masih menjadi yang termahal, yaitu sebesar Rp95 ribu per kg.

Kepala Bidang Perdagangan (Disdag) Gunungkidul Hartini memastikan stok cabai di Gunung Kidul aman, meski harga di tingkat pedagang cukup tinggi.

Baca Juga: Dimana Lokasi Pantai Sundak Jogjakarta, Cerita Nama dari Pertarungan Anjing dan Landak

"Pasokan cabai di Gunung Kidul sendiri sampai saat ini masih aman," kata Hartini. [ANTARA]

Load More