SuaraJogja.id - Setelah 2 tahun aktivitas terbatasi akibat pandemi Covid-19, untuk pertama kalinya Kabupaten Bantul menghelat kembali perayaan ulang tahun ke 191 secara luring. Dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan jajaran Pemkab Bantul, gelaran ini dimeriahkan 17 Kapanewon di Bantul dengan kirab budaya dan berpakaian adat.
Mengingat kasus Covid-19 yang belum kunjung selesai, kegiatan ini dibatasi maksimal 70 orang per Kapanewon untuk menyemarakkan dirgahayu Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan serta tidak terlalu menimbulkan kerumunan.
"Untuk peserta upacara dari Kapanewon dibatasi maksimal pesertanya 70 orang karena memang untuk menjaga supaya tidak terjadi kerumunan dan kita tetap menjaga prokes," terang Seksi Seni dan Budaya HUT Kabupaten Bantul, Eko Nugroho di Lapangan Trirenggo, Rabu (20/7/2022).
Eko pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Sultan untuk berkenan hadir dalam upacara yang dilaksanakan pukul 09.30 WIB itu. Baginya kehadiran orang nomor satu di DIY itu menjadi penyemangat bagi Pemkab Bantul dan para warga dalam menyemarakkan gelaran ini.
"Pada hari ini alhamdulilah bapak Gubernur DIY berkenan hadir di tempat ini dan menjadi suatu kebahagiaan dan penyemangat bagi kita," sambungnya.
Selain kirab budaya dari 17 Kapanewon, jajaran pemerintahan dan masyarakat juga dihibur dengan tarian kolosal yang diikuti oleh 191 anak. Tarian yang ditampilkan oleh putri terbaik Bantul ini bertujuan untuk membangkitkan semangat dan berjuang melaksanakan segala aktifitas sebaik mungkin.
"Kita mencoba mempersembahkan tarian kolosal dengan penari 191 anak-anak kita yang hebat di Kabupaten Bantul yang kemarin sudah melalui seleksi atau audisi. Kita ingin membuka semangat anak-anak dan masyarakat Bantul untuk gumregah," ujarnya.
"Yang menari itu adalah anak-anak kita yang kemarin aktifitasnya serba terbatas dan tidak bisa melaksanakan belajar dengan baik. Tapi dengan kondisi yang sudah membaik ini anak-anak Bantul mulai gumregah kembali untuk belajar mengejar cita-citqnya," imbuh Eko.
Dengan suguhan kirab budaya dan tarian kolosal, antusiasme masyarakat Bantul pun nampak dengan mengajak keluarga menonton gelaran yang sempat tidak dirayakan selama 2 tahun sebelumnya. Salah satunya Winarsih (43) warga Trirenggo, dirinya mengaku senang dengan situasi yang membaik dengan adanya keramaian lagi.
Baca Juga: Sebanyak 60 Sekolah Dasar di Bantul Kekurangan Siswa, Disdikpora: Ada yang Cuma 13 Muridnya
"Selama 2 tahun kemarin kan nggak ada dan baru ada lagi kali ini, saya sangat senang ada acara HUT Bantul ini diadakan dengan meriah lagi," terang Winasih.
Berita Terkait
-
Sebanyak 60 Sekolah Dasar di Bantul Kekurangan Siswa, Disdikpora: Ada yang Cuma 13 Muridnya
-
Di HUT Kabupaten Bantul, Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Introspeksi dan Retrospeksi
-
Peringati HUT Kabupaten Bantul, Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Introspeksi dan Retrospeksi
-
Pemkab Bantul Pasang Papan Larangan Dirikan Bangunan di Bibir Pantai Depok Antisipasi Dampak Gelombang Tinggi
-
Bantul dan Kulonprogo akan Terhubung Jembatan Srandakan II
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi