Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 21 Juli 2022 | 18:21 WIB
Kepala BSSN Hinsa Siburian (dua dari kanan) menyampaikan tentang kejahatan siber di Museum Sandi, Kamis (21/07/2022). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Kejahatan siber di Indonesia terutama kebocoran data dan phising atau pencurian data semakin tinggi seiring perkembangan dunia digital. Tingginya angka kejahatan Siber di Indonesia bahkan naik berkali lipat selama pandemi COVID-19.

Karenanya  Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bekerjasama dengan Korea Internet Security Agency (KISA). Kerjasama dilakukan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang keamanan Siber.

"SDM yang kompeten sangat dibutuhkan untuk mengatasi kejahatan siber," ujar Kepala BSSN Hinsa Siburian di Museum Sandi, Kamis (21/07/2022).

Menurut Hinsa, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan keamanan siber nomor satu di Asia. Sedangkan di tingkat dunia, negara ini masuk empat besar dengan tingkat keamanan terbaik.

Baca Juga: Perkuat Keamanan Transaksi, Bank Mandiri Kolaborasi Bareng Badan Siber dan Sandi Negara

Karenanya pemerintah bersama KISA akan membangun pusat pelatihan keamanan siber di Indonesia. Pusat pelatihan akan ditempatkan di Politeknik Siber yang berada di Bogor.

"Dari situ kita bisa banyak belajar terkait modul, materi, untuk aiber security. Kita sudah kerjasama dengan beberapa negara salah satunya Korea," paparnya.

Hinsa menambahkan, peningkatan kualitas SDM diharapkan akan meningkatan keamanan ruang siber. Mereka akan berperan dalam tata kelola dan penerapan teknologi untuk memerangi kejahatan siber.

"Itulah salah satu fungsi penting adalah SDM jadi dalam bangun badan siber ada di situ proses SDM harus bagus, proses tata kelolanya harus didukung dengan teknologi kita harus kerjasama dengan berbagai pihak sehingga bisa hadapi tantangan seperti yang saya katakan," tandasnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Gowa Punya Tim Keamanan Siber, Kerja Sama Badan Siber dan Sandi Negara

Load More