Bercak tersebut terutama akan ditemukan pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Seiring waktu, bercak akan berubah menjadi lesi kulit makulopapuler, vesikel dan pustule yang dalam sepuluh hari akan berubah menjadi koreng.
Adityo yang juga Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia mengatakan hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi cacar monyet.
Meski demikian, vaksinasi terhadap penyakit Cacar yang disebabkan infeksi virus Variola pada 1980 dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet.
Adityo kembali mengingatkan bahwa dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya virus tersebut di Indonesia.
Hal tersebut menjadi penting terutama pada populasi berisiko fatalitas cacar monyet seperti pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi), kata Adityo.
"Berkaca kepada pandemi COVID-19 yang telah melanda, kita harus selalu optimis bahwa dengan bekerja sama dunia akan mampu bergerak secara cepat menyikapi situasi ini," katanya.
Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Agus Dwi Susanto mengatakan pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.
Adityo mengatakan upaya menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan paling efektif, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif melalui karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
Agus juga meminta tenaga Kesehatan, baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Baca Juga: Berpotensi Mewabah di Dunia, IDI Peringatkan Dokter Soal Gejala Cacar Monyet
Metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut, melaporkan ke Dinas Kesehatan Setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Berpotensi Mewabah di Dunia, IDI Peringatkan Dokter Soal Gejala Cacar Monyet
-
Warga +62 Segera Merapat, IDI Bawa Kabar Penting Soal Cacar Monyet
-
Menkes Tegaskan Cacar Monyet Belum Ditetapkan Sebagai Pandemi
-
Berapa Lama Masa Inkubasi Cacar Monyet? Begini Kata Pakar
-
IDI Minta Semua Dokter Mewaspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Sleman Ukir Sejarah, Quattrick Juara Umum Porda DIY, Bonus Atlet Dipastikan Naik
-
WNA Yordania Jadi Tersangka di Yogyakarta: Izin Investasi Fiktif Terbongkar
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok