Pesan Ayam Krispi, Warganet Ini Kaget Temukan Penampakan Diduga Buntut Tikus

SuaraJogja.id - Sebuah video yang memperlihatkan penampakan ayam krispi yang memiliki ekor serupa buntut tikus viral di media sosial.

Dalam postingan Instagram @undercover.id, terlihat seorang warganet yang memesan ayam krispi di salah satu restoran. Lalu ia membawa makanan tersebut ke rumah, dan sesampainya di rumah ia pun berencana ingin memakan ayam tersebut. 

Namun, ketika ingin makan dirinya melihat kalau bentuk ayam krispi ini lain dari pada yang lain. Sebab makanan tersebut memiliki ekor yang panjang, dan berwarna hitam. Bentuknya mirip seperti buntut tikus. 

Tidak hanya itu, warganet ini juga sempat menekan-nekan ayam untuk merasakan teksturnya. Hasilnya teskturnya agak sedikit keras, dan tidak menyerupai seperti daging ayam. Dari video ini pun muncul dugaan kalau makanan itu bukan daging ayam melainkan daging tikus. 

Baca Juga: Lagi Salat, Perempuan Ini Dibuat Panik Gegara Tikus Berjalan di Kepalanya, Warganet: Lebih Seram dari Makmum Gaib

Hal ini terlihat dari ekornya yang panjang, padahal ayam adalah hewan unggas yang memiliki ekor tidak terlalu panjang. Selain itu tekstur dagingnya yang keras dan tidak seperti ayam pada umumnya. 

“Pentingnya teliti sebelum makan,” tulis akun yang memposting video ini. 

Video pesan ayam krispi yang diduga tikus itu viral di Instagram. Banyak warganet yang menyerbu kolom komentar untuk menanggapi fenomena tersebut. 

“Wah gak amanah nih yang dagang. Mau untung tapi malah ah, parah-parah,” imbuh warganet. 

“Duh jahatnya. Konsumen memang harus makin jeli sekarang cari yang lagi digoreng sama lihat prosesnya,” ucap warganet. 

Baca Juga: Bikin Syok, Seekor Bayi Tikus Merah Muda Jatuh di Meja Makan Pengunjung Restoran

“Jadi males kalau mau makan di luar,” ungkap warganet. 

“Gak akan berkah kalau hidup gak jujur seperti itu,” tutur warganet. 

“Hati-hati kalau makan ayam penyet,” balas warganet. 

Video ayam krispi yang bentuknya menyerupai daging tikus itu, mendapatkan 11.925 likes dan banyak komentar dari warganet. 

Kontributor : Dinar Oktarini