Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Minggu, 07 Agustus 2022 | 16:30 WIB
Ilustrasi pria tertawa (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kekinian, konsep kemaskulinan beracun digunakan dalam diskusi media dan akademis tentang kemaskulinan untuk merujuk pada norma budaya tertentu yang berkaitan dengan kerugian terhadap masyarakat dan pria.

Stereotip pria tradisional yang dominan secara sosial (bersama dengan sifat-sifat terkait seperti misogini dan homofobia) dapat dianggap "beracun" karena mempromosikan kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.

Namun Toxic Masculinity bisa diatasi dengan berbagai cara. Di antaranya mendorong lelaki untuk membiasakan diri mengekspresikan diri.

Selain itu mengajarkan menumbuhkan rasa empati pada anak lelaki. Ini harus dilakukan sejak dini.

Baca Juga: Dompet Tertinggal di Dashboard Sepeda Motor, Berujung Dimaling, Warganet: Kenapa Taruh Dompet Sembarangan?

Demikian penjelasan soal Toxic Masculinity.

Load More