SuaraJogja.id - Keluarga penerima manfaat di Kabupaten Gunungkidul, mulai mencairkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non-tunai dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul, Asti Wijayanti di Gunungkidul, Selasa, mengatakan penyaluran bantuan sosial ini melalui PT Pos Indonesia.
"Untuk bantuan pangan non-tunai (BPNT), komoditas yang diperbolehkan dibeli adalah susu, makanan instan, olahan makanan yang dibekukan, minyak goreng, kopi, teh dan gula," katanya, Selasa (9/8/2022).
Dia mengatakan penerima bansos BPNT tidak diperkenankan menggunakan bantuan itu untuk pembelian keperluan lain, misalnya pulsa dan rokok. Setelah belanja, KPM (Keluarga Penerima Manfaat) harus meminta dan menyimpan bukti pembelanjaan berupa struk belanja dan atau foto barang belanjaan sebagai bukti jika dilakukan pemeriksaan.
"Dibelanjakan di e-Warong atau toko yang ditunjuk. KPM wajib membelanjakan uang dalam bentuk empat komponen seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan vitamin serta mineral," katanya.
Koordinator PKH (Program Keluarga Harapan) Gunungkidul, Herjun Pangaribowo mengatakan penerima PKH dan BPNT tahun ini telah memenuhi syarat dari Kementerian Sosial (Kemensos). Data berdasarkan nama dan alamat diolah dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Besaran nominal bantuan disesuaikan dengan kategori.
"Untuk hitungan besaran nominal bansos PKH tiap komponen berbeda-beda," kata dia.
Ia mengatakan Kemensos telah menetapkan jadwal pencairan dana bansos PKH tahap ketiga di 2022 sejak 1 Juli dan bakal berakhir pada 30 September mendatang. Pada Agustus 2022 terdapat dua bansos yang dicairkan Kemensos, di antaranya PKH dan BPNT.
"Sebagai informasi, PKH Agustus 2022 bakal disalurkan kepada beberapa kategori masyarakat berupa uang tunai dengan nominal yang berbeda-beda," katanya.
Baca Juga: Eks Kades di Bangkalan Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Program PKH, Negara Rugi Rp 2 Miliar
Menurutnya, mulai bulan ini dana PKH dan BPNT mulai masuk. Untuk jumlah penerima belum pasti karena anggaran masuk ke rekening penerima dilakukan secara bertahap. Terbagi dalam termin satu, dua, dan tiga.
"PKH setahun empat kali, dan bulan ini memasuki tahap ketiga," katanya.
Anggota DPRD Gunungkidul Ari Siswanto berharap data penerima program PKH dan BPNT tepat sasaran.
Ia juga berharap kepada Dinsos untuk melakukan sosialisasi bila terjadi perubahan penerima.
"Agar jangan sampai muncul permasalahan di kemudian hari," kata dia. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Presiden Jokowi Menyerahkan Bantuan Modal Kerja dan BLT di Pasar Sungai Duri: Jangan Dibelikan Handphone Ya
-
Hakim Minta Hadirkan Gubernur Sumbar Mahyeldi di Sidang Korupsi KONI Padang
-
Buntut Kicauan Terdakwa, Hakim Perintah Jaksa Hadirkan Gubernur Mahyeldi di Sidang Korupsi KONI Padang
-
Korupsi Anggaran Covid-19, Eks Kades Kemirisewu Pandaan Divonis 3 Tahun Penjara
-
Optimalkan Pendapatan Asli Daerah, Gunungkidul Serahkan Pengelolaan Retribusi Wisata ke Desa
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka