SuaraJogja.id - Tim Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melimpahkan satu berkas perkara kasus dugaan suap pengurusan perizinan di wilayah Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta ke Pengadilan Negeri (PN) Yogyakarta.
Satu berkas perkara yang akan segera diproses itu diketahui dari pihak swasta. Lantas kapan mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti akan disidangkan?
Humas PN Yogyakarta Heri Kurniawan menuturkan hingga saat ini memang masih hanya satu nama terdakwa yang dilimpahkan berkasnya. Sedangkan tersangka lainnya masih dalam proses.
"Kalau untuk sementara ini yang masuk baru atas nama Oon Nusihono. Satu tersangka yang baru diajukan, yang lain-lainnya belum," kata Heri dikonfirmasi awak media, Senin (15/8/2022).
Oon Nusihono sendiri diketahui selaku Vice President Real Estate PT Summarecon Agung (SA) Tbk yang memberi suap kepada eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti terkait dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) apartemen Royal Kedathon.
Disebutkan Heri belum ada informasi lebih lanjut terkait berkas atas nama terdakwa Haryadi Suyuti.
"Belum (berkas atas nama Haryadi Suyuti), baru satu. Di kelompok yang ini (kasus suap pengurusan perizinan apartemen) masih satu ini aja dari pihak swastanya. PT Summarecon," terangnya.
Namun memang, Heri tak memungkiri kemungkinan besar para tersangka lainnya dalam kasus ini turut disidangkan di PN Yogyakarta. Hal itu melihat locus dari perkara yang ada di Yogyakarta.
"Kalau lihat ini satu kesatuan dan locus juga kemungkinan semua (berkas perkara) limpah ke sini (PN Yogyakarta)," tegasnya.
Diketahui PN Yogyakarta telah menerima limpahan berkas perkara Oon Nusihono dari KPK sejak Kamis (11/8/2022) lalu. Sidang perdana dijadwalkan akan digelar pada Senin (22/8/2022) mendatang di PN Yogyakarta dengan agenda pembacaan dakwaan.
Heri mengaku belum bisa memastikan apakah terdakwa Oon Nusihono akan hadir secara langsung atau hanya via daring saja. Walaupun memang dimungkinkan besar masih akan dilakukan secara daring.
Dalam perkara ini Oon Nusihono didakwa dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.
"Ini lebih ke masih ke perbuatan menyerahkan memberikan uang ya. Di sini intinya tentang mempermudah izin mendirikan bangunan apartemen Royal Kedhaton yang PT Orient Java Property, tentang izin IMB," ungkapnya.
Diketahui kasus ini berawal terkait permintaan izin mendirikan bangunan (IMB) yang diajukan oleh Oon Nusihono dengan mendirikan apartemen Royal Kedhaton di kawasan Malioboro.
Diketahui wilayah itu masuk dalam Cagar Budaya ke Dinas Penanaman Modal dan PTSP Pemkot Yogyakarta.
Sehingga, Haryadi Suyuti menerbitkan surat rekomendasi yang mengakomodir permohonan tersangka Oon dengan menyetujui tinggi bangunan melebihi batas aturan maksimal sehingga izin bangunan dapat diterbitkan.
Selama proses penerbitan izin tersebut sejak 2019 sampai 2021, setidaknya Haryadi menerima uang secara bertahap dengan nilai Rp 50 juta. Uang itu diberikan Oon melalui tangan kanan Haryadi yakni Triyanto Budi Yuwono.
Berita Terkait
-
KPK Perpanjang Masa Penahanan Terhadap Mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti Selama 30 Hari
-
Kasus Suap Izin Apartemen, KPK Tambah Masa Penahanan 30 Hari Eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti
-
Geledah Plaza Summarecon Bekasi, KPK Sita Dokumen Aliran Uang Terkait Kasus Suap Haryadi Suyuti
-
Berkas Penyuap Haryadi Suyuti Diserahkan KPK ke Tipikor
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk